Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - VATIKAN. Paus Leo, yang perannya dalam menyerukan perdamaian di Gaza semakin menonjol sejak Israel menyerang satu-satunya gereja Katolik di wilayah tersebut pekan lalu, menyampaikan penolakannya terhadap pemindahan paksa warga Palestina dalam percakapan dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada Senin (21/7).
Vatikan menyatakan bahwa Abbas, yang memimpin Otoritas Palestina yang diakui secara internasional, menghubungi Paus melalui telepon tiga hari setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga menelepon Paus untuk menyampaikan penyesalan atas serangan terhadap Gereja Keluarga Kudus di Gaza.
Baca Juga: Israel Kerahkan Tank ke Deir Al-Balah di Gaza, Keluarga Sandera Khawatir
Israel menyebut serangan yang menewaskan tiga orang dan melukai pastor paroki gereja itu sebagai sebuah kesalahan.
Gereja kecil tersebut telah menjadi simbol seruan Paus untuk perdamaian selama perang di Gaza.
Pendahulu Paus Leo, Paus Fransiskus, bahkan rutin berkomunikasi dengan umat paroki itu setiap malam.
Dalam percakapan pada Senin, Paus Leo mengecam "penggunaan kekuatan secara membabi buta" serta setiap bentuk "pemindahan massal paksa" terhadap penduduk di Jalur Gaza, menurut pernyataan Vatikan.
Pihak Israel sebelumnya menyatakan ingin warga Gaza pindah ke zona kemanusiaan khusus di dalam wilayah Gaza atau keluar dari wilayah itu secara sukarela.
Baca Juga: Lagi, Israel Bunuh 67 Warga Palestina yang Sedang Menunggu Truk Bantuan di Gaza
Namun, semua kelompok Palestina arus utama serta negara-negara Arab tetangga telah menolak setiap rencana yang dapat menyebabkan pengusiran massal.
Dalam pernyataan emosional seusai doa Angelus mingguan pada Minggu, Paus Leo membacakan nama-nama korban yang tewas dalam serangan ke gereja dan menyerukan diakhirinya "kebiadaban perang".