Sumber: BBC | Editor: Edy Can
Paus Fransiskus menyamakan para pengungsi Irak sama seperti kisah Yesus Kristus yang terpaksa pergi karena tidak memperoleh tempat tinggal. Hal ini disampaikan Paus kepada warga Irak lewat sambungan telepon.
Percakapan via telepon satelit ini dilakukan sebelum Paus Fransiskus memimpin misa perayaan Natal di Katedral Santo Petrus, Basilica. "Saya merangkul Anda semua dan mengucapkan selamat hari Natal," ucapnya.
Kepada para pengungsi Irak yang berada di kamp pengungsi Ankawa, Paus mengatakan mereka selalu berada di hatinya. "Saudara-saudara terkasih, Saya dekat dengan Anda, sangat dekat dalam hati saya," katanya.
"Anak-anak yang tidak bersalah, anak-anak yang harus meninggal, anak-anak yang dieksploitasi...Saya berpikir juga soal para kakek-nenek, tentang orang-orang lanjut usia yang harus menjalani hidup dan orang yang harus menanggung beban ini," lanjutnya.
Ribuan warga Irak beragama Kristen terpaksa mengungsi akibat serangan Islamic State. Serangan itu juga memaksa warga minoritas seperti Kurdi terpaksa angkat kaki dari tempat tinggal mereka selama ini.
Dalam khotbahnya pada misa Natal, Paus Fransiskus meminta warga Kristiani lebih menunjukkan empati kepada keluarga dan teman-temannya. Dia mengatakan dunia membutuhkan lebih banyak kelembutan dan kehangatan.
"Pertanyaannya kepada diri kita dengan kehadiran bayi Yesus adalah sederhana: Apakah saya mengizinkan Tuhan mencintai saya?" katanya. "Apakah kita mempunyai keberanian menyambut dengan kelembutan segala kesulitan dan masalah yang dihadapi orang di sekitar kita?"