Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat
Kekerasan di Bolivia menambah keresahan yang meningkat di wilayah tersebut, termasuk di negara tetangga Chile, di mana protes atas ketidaksetaraan sosial berubah menjadi kerusuhan yang menewaskan sedikitnya 20 orang.
Ekuador, Venezuela, dan Argentina juga dilanda pemogokan, protes, dan kerusuhan yang meluas dalam beberapa bulan terakhir.
Anggaota Ombudsman Bolivia Cochabamba Nelson Cox mengatakan catatan rumah sakit di wilayah pertanian koka menunjukkan “sebagian besar” kematian dan cedera disebabkan oleh luka tembak.
Baca Juga: Trump desak Mahkamah Agung AS hentikan upaya Kongres mendapatkan catatan keuangannya
"Kami sedang bekerja dengan kantor ombudsman nasional untuk melakukan otopsi ... dan mencari keadilan bagi para korban ini," kata Cox kepada Reuters.
Lebih dari 100 orang terluka dalam pertikain itu, kata ombudsman.
Utusan PBB Jean Arnault mengatakan pihaknya akan mengadakan pertemuan dengan politisi dan kelompok sosial mulai Minggu (17/11) untuk mengakhiri kekerasan dan mendorong "pemilihan umum yang bebas dan transparan."
Meskipun ibukota La Paz sebagian besar tenang, blokade jalan raya yang masih ada memicu kepanikan di jalan-jalan, dengan banyak orang bergegas menimbun barang kebutuhan sehari-hari karena persediaan semakin rendah dan harga naik.
Baca Juga: Polling Reuters: Pencalonan Michael Bloomberg gerus 3% suara Joe Biden
Meningkatnya keresahan dan jumlah korban yang meningkat mendorong Morales berkomentar dengan nada yang lebih berdamai dengan pemerintah Anez dalam beberapa hari terakhir.
"Demi demokrasi ... Saya tidak punya masalah untuk tidak ikut dalam pemilihan baru," kata Morales kepada Reuters dalam sebuah wawancara di Mexico City.
Partai pendukung Morales telah meminta sesi kedua di legislatif Bolivia untuk membahas rencana pemilihan baru.