kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45896,84   -1,92   -0.21%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PBB: ISIS tahan 3.500 orang untuk dijadikan budak


Rabu, 20 Januari 2016 / 11:49 WIB
PBB: ISIS tahan 3.500 orang untuk dijadikan budak


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

WASHINGTON. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memprediksi sekitar 3.500 orang -mayoritas wanita dan anak-anak- ditahan dan dijadikan budak di Irak oleh kelompok militan Negara Islam Irak Suriah (ISIS).

Dalam laporan tersebut juga disebutkan, ISIS yang saat ini menguasai sebagian besar wilayah Suriah, bertanggungjawab untuk seluruh aksi yang memicu kejahatan perang, kejahatan kemanusiaan, dan kemungkinan pembunuhan massal genosida, khususnya terhadap kelompok minoritas.

PBB juga mencatat, pasukan keamanan Irak dan aliansinya, termasuk pasukan Peshmerga Kurdi, juga telah membunuh dan menyiksa warga sipil.

"Beberapa dari insiden ini mungkin dilakukan sebagai aksi pembalasan terhadap orang yang dianggap mendukung atau berhubungan dengan ISIS (Negara Islam)," tambahnya.

Setidaknya, ada 18.802 warga sipil yang sudah terbunuh dalam aksi kekerasan di Irak dari Januari 2014 hingga Oktober 2015. Selain itu, 36.245 warga sipil lainnya terluka.

Asisten PBB untuk misi di Irak dan unit hak asasi manusia PBB mengestimasi, sekitar 3.500 orang saat ini ditahan dan dijadikan budak oleh ISIS.

"Mereka yang ditahan kebanyakan adalah wanita dan anak-anak dan berasal dari komunitas Yazidi," jelas laporan PBB.

Komunitas Yazidi merupakan kamum minoritas non muslim yang menempati wilayah utara Iraq. ISIS menganggap komunitas ini sebagai kelompok pemuja setan.

"Namun, ada juga sejumlah orang yang berasal dari kelompok etnis dan agama minoritas di sana," papar PBB.

Menurut Francesco Motta, direktur hak asasi manusia PBB untuk Irak, kelompok Islam Sunni -yang mengklaim bertanggungjawab atas bom bunuh diri di Baghdad dan mesjid Syiah harus menghadapi pengadilan atas kejahatan internasional.

"Mereka menggunakan warga sipil sebagai tameng. Mereka menggunakan anak-anak sebagai senjata dalam konflik, mereka juga secara langsung menjadikan warga sipil sebagai target. Yang terpenting lagi, mereka melakukan kejahatan atas kemanusiaan," ujar Motta.

Menurut Motta, ISIS menyasar kelompok-kelompok kecil seperti Yazidi untuk melaksanakan aksinya. "Pada dasarnya Yazidi diberikan pilihan oleh ISIS, yakni melebur atau dibunuh. Tujuannya sangat jelas yakni genosida," katanya.

Laporan tersebut juga menyebut bagaimana ISIS mengeksekusi korbannya yakni dengan menembak, dipenggal, dibuldozer, dibakar hidup-hidup, dan melemparkan orang dari atas gedung.

Dokter, guru, dan wartawan yang menentang idieologi ini dibinasakan dan dibunuh oleh ISIS.

PBB juga mendapatkan laporan, banyak anak-anak yang masih berusia 9 tahun, direkrut dan dilatih militer. Mereka juga biasa digunakan untuk operasi bom bunuh diri.

Menurut data PBB, sekitar 800 hingga 900 anak-anak di Mosul sudah dilatih militer dan pelatihan relijius.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×