kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

PBB Khawatir Serangan Israel ke Rafah Berujung Pada Pembantaian


Sabtu, 17 Februari 2024 / 06:35 WIB
PBB Khawatir Serangan Israel ke Rafah Berujung Pada Pembantaian
ILUSTRASI. Tentara Israel mengendarai jip militer saat mereka kembali dari Gaza selatan, 12 Februari 2024. REUTERS/Amir Cohen


Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - PBB memperingatkan bahwa serangan Israel ke Rafah berpotensi berubah menjadi pembantaian. Kawasan itu kini dihuni lebih dari satu juta penduduk Palestina yang mencari perlindungan.

"Operasi militer di Rafah bisa berujung pada pembantaian di Gaza. Mereka juga dapat meninggalkan operasi kemanusiaan yang sudah rapuh di ambang kematian," kata kepala bantuan PBB, Martin Griffiths, pada hari Selasa (13/2) dikutip Reuters.

Griffiths menambahkan, PBB saat ini kekurangan jaminan keselamatan, pasokan bantuan, dan kapasitas staf untuk menjaga operasi ini tetap berjalan.

Hingga saat ini komunitas internasional telah rutin memperingatkan konsekuensi berbahaya dari setiap invasi darat di Rafah. PBB juga mendesak Israel untuk tidak mengabaikan peringatan tersebut.

Baca Juga: Tentara Israel Membunuh 74 Warga Palestina untuk Bebaskan 2 Sandera

Di saat yang sama, pembicaraan mengenai gencatan senjata yang melibatkan AS, Mesir, Israel dan Qatar pada hari Selasa berakhir tanpa berbuah hasil.

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, terus mendesak agar kedua pihak segera menyetujui jeda kemanusiaan untuk membebaskan sandera dan menyalurkan bantuan.

"Harapan saya yang tulus adalah agar perundingan pembebasan sandera dan beberapa bentuk penghentian permusuhan berhasil untuk menghindari serangan besar-besaran di Rafah. Hal itu akan menimbulkan konsekuensi yang sangat buruk," kata Guterres.

Baca Juga: Gedung Putih Mendesak Israel untuk Menghentikan Perang di Gaza

Setelah merasa berhasil menumpas Hamas di Gaza utara, kini militer Israel mulai bergerak ke selatan, terutama ke sekitar kota Rafah yang berbatasan dengan Mesir.

Lebih dari separuh penduduk Gaza yang berjumlah 2,3 juta jiwa saat ini berlindung di Rafah. Banyak dari mereka terkurung di pagar perbatasan dengan Mesir dan tinggal di tenda-tenda darurat.

"Mereka hanya mempunyai sedikit makanan, hampir tidak ada akses terhadap layanan kesehatan, tidak ada tempat untuk tidur, tidak ada tempat yang aman untuk dituju. Mereka menatap kematian," kata Griffiths menggambarkan kondisi pengungsi Palestina.

Serangan militer Israel ke Gaza hingga saat ini telah menewaskan lebih dari 28.000 penduduk Palestina, ribuan lainnya dinyatakan hilang diduga masih tertimbun reruntuhan bangunan.



TERBARU

[X]
×