Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - JENEWA. Kantor urusan HAM PBB, OHCHR, pada Senin (2/5) mengatakan, ada lebih dari 3.000 penduduk sipil yang tewas di Ukraina selama invasi Rusia berlangsung sejak 24 Februari lalu.
Secara pasti, OHCHR mencatat, ada 3.153 korban tewas di Ukraina. Jumlah yang ada saat ini bertambah 254 sejak Jumat (29/4) pekan lalu.
Dilansir dari Reuters, OHCHR meyakini jumlah korban sebenarnya jauh lebih tinggi dari pantauan. Proses pembuktian saat ini terus dilakukan di tengah sulitnya akses di lapangan.
Baca Juga: Putin ke Sekjen PBB: Harapan untuk Mengakhiri Perang Lewat Diplomasi Masih Ada
OHCHR menyebutkan, sebagian besar penduduk sipil yang tewas disebabkan oleh senjata peledak dengan jangkauan luas, seperti serangan rudal dan serangan udara.
Badan Pengungsi PBB, UNHCR, pada Senin juga melaporkan, hingga saat ini sudah ada lebih dari 5,5 juta orang yang meninggalkan Ukraina sejak invasi dimulai.
Penduduk sipil Ukraina yang melarikan diri umumnya menjadikan Polandia, Rumania, hingga Rusia sebagai tempat tujuan untuk berlindung.
Baca Juga: PBB: Belum Ada Gencatan Senjata di Ukraina Dalam Waktu Dekat
Hingga saat ini, perang masih terus berlangsung dan belum menunjukkan adanya tanda-tanda perdamaian. Pekan lalu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mendesak kedua negara untuk melakukan gencatan senjata sesegera mungkin.
Namun, Rusia menolak gencatan senjata kemanusiaan dan menyebut seruan gencatan senjata yang diarahkan kepada Rusia tidak tulus. Rusia menilai fase ini akan memberikan ruang bagi Ukraina untuk mempersenjatai diri.
Guterres menyoroti, lebih dari 12 juta orang di Ukraina yang saat ini membutuhkan bantuan kemanusiaan. Namun, ia memperkirakan, jumlah aslinya bisa mencapai 15,7 juta orang, atau setara dengan 40% populasi Ukraina.