Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Rudal Jelajah yang digunakan dalam sejumlah serangan terhadap fasilitas minyak dan bandara internasional di Arab Saudi tahun lalah diduga berasal dari Iran. Temuan itu berdasarkan puing-puing rudal yang dikumpulkan Amerika Serikat (AS).
Hal itu dikatakan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres kepada Dewan Keamanan dalam sebuah laporan yang dilihat oleh Reuters, pada hari Kamis (11/6).
Baca Juga: Menlu Retno surati 30 negara terkait pengambilan paksa wilayah Tepi Barat
Guterres mengatakan bahwa beberapa item dalam senjata yang disita Amerika Serikat (AS) dan material terkait pada November 2019 dan Februari 2020 merupakan produk asal Iran.
Kesimpulan itu diambil karena rudal itu memiliki karakteristik desain yang mirip dengan senjata yang diproduksi di Iran atau memiliki tanda-tanda farsi, kata Guterres.
Guterres melanjutkan bahwa senjata-senjata itu mungkin telah dikirim dengan cara yang tidak konsisten dengan resolusi Dewan Keamanan PBB tahun 2015 yang mengabadikan kesepakatan Teheran dengan kekuatan dunia untuk mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir.
Karena temuan ini, Washington kembali mendorong dewan keamanan PBB beranggotakan 15 negara untuk memperpanjang embargo senjata terhadap Iran yang akan berakhir Oktober di bawah kesepakatan nuklir.
Baca Juga: Google: Peretas China dan Iran targetkan kampanye Biden dan Trump
Namun dua dari lima negara yang memiliki hak veto di PBB yakni Rusia dan China telah mengisyaratkan penolakan terhadap langkah tersebut.
"Sekretariat menilai bahwa rudal jelajah dan bagian-bagiannya yang digunakan dalam empat serangan berasal dari Iran," tulis Guterres. Guterres juga mengatakan bahwa drone yang digunakan dalam serangan Mei dan September beradal dari Iran.