kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.819.000   -7.000   -0,38%
  • USD/IDR 16.565   0,00   0,00%
  • IDX 6.511   38,26   0,59%
  • KOMPAS100 929   5,57   0,60%
  • LQ45 735   3,38   0,46%
  • ISSI 201   1,06   0,53%
  • IDX30 387   1,61   0,42%
  • IDXHIDIV20 468   2,62   0,56%
  • IDX80 105   0,58   0,56%
  • IDXV30 111   0,69   0,62%
  • IDXQ30 127   0,73   0,58%

PBB: Misil yang digunakan untuk menyerang Arab Saudi berasal dari Iran


Jumat, 12 Juni 2020 / 11:58 WIB
PBB: Misil yang digunakan untuk menyerang Arab Saudi berasal dari Iran
ILUSTRASI. United Nations Secretary-General Antonio Guterres addresses during an International Conference on the future of Afghan refugees living in Pakistan, organized by the Pakistan and the UN Refugee Agency in Islamabad, Pakistan February 17, 2020.REUTERS/Saiyna


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

Dia juga mengatakan Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mengamati bahwa beberapa item dalam dua serangan AS identik atau serupa dengan yang ditemukan di puing-puing rudal jelajah dan drone yang digunakan dalam serangan 2019 di Arab Saudi.

Sebelumnya, Guterres mengatakan bahwa dalam surat 22 Mei, utusan Iran untuk PBB mengatakan belum ada kebijakan Iran untuk mengekspor senjata yang melanggar embargo senjata yang relevan dari Dewan Keamanan dan bahwa itu akan terus secara aktif bekerja sama dengan PBB.

Dewan Keamanan akan membahas laporan Guterres akhir bulan ini.

Duta Besar A.S. untuk PBB Kelly Craft mengatakan, dia akan mengedarkan rancangan resolusi untuk memperpanjang embargo senjata di Iran segera.

Baca Juga: Respons NATO, Rusia tambah enam kapal perang baru perkuat Armada Baltik

Jika Washington tidak berhasil, ia telah mengancam akan memicu kembalinya semua sanksi AS terhadap Iran di bawah kesepakatan nuklir, meskipun itu keluar dari perjanjian pada 2018.

Para diplomat mengatakan Washington kemungkinan akan menghadapi pertempuran yang sulit dan berantakan.

Iran telah melanggar bagian dari perjanjian nuklir dalam menanggapi penarikan AS dan penerapan kembali sanksi Washington.

"Saya menyerukan kepada semua Negara Anggota untuk menghindari retorika dan tindakan provokatif yang mungkin berdampak negatif pada stabilitas regional," tulis Guterres dalam laporan setebal 14 halaman itu.

Baca Juga: Bisa picu perang, China kutuk aksi provokatif militer AS di atas Taiwan


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×