Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Tentara China dan India telah saling berhadapan di perbatasan mereka selama beberapa dekade. Akan tetapi, pertempuran itu adalah bentrokan terburuk sejak 1967, lima tahun setelah China mempermalukan India dalam perang itu.
Modi, seorang nasionalis yang keras, terpilih untuk masa jabatan lima tahun kedua pada Mei 2019 menyusul kampanye yang berfokus pada keamanan nasional setelah meningkatkan ketegangan dengan musuh lama Pakistan, di perbatasan barat India.
Baca Juga: Mengapa pertempuran dengan tangan kosong China-India meletus sekarang?
Media gung-ho India dan oposisi menekannya untuk merespons secara agresif.
"Tidak ada lagi perundingan, dengan bentrokan lembah Galwan, China mendorong terlalu keras," tulis Times of India dalam editorial. "India harus mendorong balik."
"Beijing tidak dapat membunuh tentara kami di perbatasan dan berharap mendapat manfaat dari pasar besar kami," lanjutnya, mendukung sanksi terhadap impor China.
Baca Juga: Militer India dan China sedang siaga tempur, siapa paling kuat?
Rahul Gandhi, pemimpin partai oposisi oposisi berkicau: "Cukup sudah, kita perlu tahu apa yang terjadi. Berani-beraninya China membunuh prajurit kita, beraninya mereka mengambil tanah kita."
Ratusan tentara India dan China telah saling berhadapan sejak awal Mei di tiga atau empat lokasi di perbatasan yang disengketakan di pegunungan Ladakh yang tidak berpenghuni dan tandus.