Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
India mengatakan pasukan China telah menyusup ke dalam garis Kontrol Aktual atau perbatasan de facto.
China menolak tuduhan itu dan meminta India untuk tidak membangun jalan di daerah itu, mengklaimnya sebagai wilayahnya.
Kolonel dibunuh
Menurut sumber-sumber pemerintah India, pertempuran pada Senin malam pecah dalam sebuah pertemuan untuk membahas cara-cara untuk mengurangi ketegangan, dan kolonel yang memerintah dari pihak India adalah salah satu yang pertama diserang dan dibunuh.
Baca Juga: Media Partai Komunis Tiongkok: Ada Amerika Serikat di balik India
Banyak prajurit India lainnya telah meninggal karena luka-luka mereka. Pasalnya, mereka tidak dapat bertahan saat malam ketika suhu sangat dingin.
Tidak seperti di India, insiden itu tidak menerima liputan besar di China. Media resmi melaporkan pernyataan tentang insiden tersebut dari juru bicara Komando Barat Angkatan Darat Tiongkok.
Di media sosial, blogger dan platform agregasi media berbagi laporan media India, seperti pengumuman tentara India yang mengakui bahwa jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 20.
Baca Juga: Tak bahas perdamaian, PM India malah memuji tentaranya berhasil bunuh tentara China
Yang paling vokal adalah Global Times. Pemimpin redaksinya, Hu Xijin, turun ke platform media sosial domestik dan global untuk memarahi India, dengan mengatakan "opini publik India perlu tenang dan bijaksana" dan memperingatkan bahwa China tidak takut akan bentrokan.