kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45981,69   -8,68   -0.88%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pelabuhan di China melarang impor batubara dari Australia


Kamis, 21 Februari 2019 / 14:48 WIB
Pelabuhan di China melarang impor batubara dari Australia


Sumber: Reuters | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Bea cukai pelabuhan Dalian di China utara telah melarang impor batubara dari Australia. Tak hanya itu, pelabuhan tersebut juga akan membatasi impor batubara secara keseluruhan yang mencapai 12 juta ton pada 2019.

Seperti diberitakan Reuters, seorang pejabat di Dalian Port Group menyebut larangan tersebut tidak terbatas pada impor dari pemasok besar dari Australia. Aturan ini sendiri berlaku sejak awal Februari.

Ada lima pelabuhan yang diawasi oleh kepabean Dalian, yakni Dalian, Bayuquan, Panjin, Dandong dan Beiliang yang tidak akan mengizinkan masuknya impor batubara dari Australia. 

Sementara itu sang pejabat menyebut impor batubara dari Rusia dan Indonesia tidak akan terpengaruh dengan kebijakan tersebut.

Analis dari Orient Futures menyebut ejumlah pelabuhan tersebut jadi tempat masuk sekitar 14 juta ton batubara pada tahun lalu. Di mana setengahnya berasal dari Australia.

Alasan pelarangan impor batubara dari Australia sendiri tidak disebutkan. Namun, larangan ini terjadi di tengah-tengah ketegangan antara Beijing dan Canberra mengenai sejumlah masalah seperti keamanan dunia maya dan pengaruh China kepulauan Pasifik. Australia baru-baru ini juga mencabut visa pebisnis terkemuka China.

Di sisi lain, Beijing juga telah berusaha membatasi impor batubara secara lebih luas untuk mendukung pergeraka harga batubara domestik.

Harga barubara kokas Australia di pasar spot pelabuhan Jingtang adalah 200 yuan atau setara US$ 29,85 per ton, alias lebih murah dari harga domestik. 

Pelabuhan Dalian menerima impor batu bara termal dan kokas. Namun hambatan di batubara kokas dinilai bisa berdampak lebih besar karena digunakan dalam pembuatan baja. Sementara batu bara termal digunakan untuk pembangkit listrik.

"Sulit untuk menemukan pengganti batubara kokas Australia karena kandungan belerang yang sangat rendah," kata seorang manajer pembelian di sebuah pabrik kokas besar di provinsi Hebei.

"Persediaan di pelabuhan saat ini harus cukup untuk digunakan selama satu atau dua bulan, tetapi itu bisa menjadi masalah dalam jangka panjang, terutama jika pelabuhan lain juga memperketat impor," tambahnya.

China sendiri membeli 28,26 juta ton batubara kokas dari Australia pada 2018 dan menyumbang 43,5% dari total impor bahan bakar negara tersebut.

Di sisi lain, batubara adalah sumber ekspor terbesar Australia. Di saat kabar ini tersebut, nilai tukar dolar Australia ikut lebih dari 1%.




TERBARU

[X]
×