Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
Militer: Hanya satu kelompok yang bisa lakukan serangan
Dalam tiga tahun terakhir, terjadi sekurangnya enam serangan bom bunuh diri, jenis serangan yang sebelumnya sangat jarang terjadi di Filipina. Hingga Selasa (25/8/2020) malam waktu setempat belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab melakukan serangan bom bunuh diri di kota Jolo.
Namun, perwira tinggi militer Filipina untuk kawasan Sulu, Brigadir Jenderal William Gonzales, dalam wawancara kepada media mengatakan bahwa "hanya kelompok Abu Sayyaf yang bisa melakukan serangan seperti ini".
Baca juga: Bukan dongeng, harta karun ratusan koin emas ditemukan di wilayah ini
"Satu-satunya kelompok yang punya kapasitas melakukan serangan ini ... adalah kelompok teroris yang aktif di kawasan ini," kata Gonzales, mengacu ke kelompok Abu Sayyaf.
Sulu adalah basis kekuatan Abu Sayyaf, yang oleh pemerintah Filipina digolongkan sebagai kelompok teroris. Pemerintah Filipina mengatakan kelompok Abu Sayyaf terlibat dalam pengeboman dan penculikan di kawasan Filipina selatan sejak 1989.
Kelompok ini ingin mendirikan negara sendiri di Mindanao di selatan, terlepas dari Manila. Mereka juga sudah menyatakan diri berafiliasi dengan kelompok yang menamakan diri Negara Islam ( ISIS).
Pada 2016, pejabat di Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengatakan penggerebakan oleh aparat keamanan Indonesia terhadap para simpastisan ISIS mendorong para simpatisan ini pindah ke Filipina selatan. BNPT mengatakan bahwa setidaknya puluhan simpatisan tersebut menjalani pelatihan di kawasan tersebut.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Wanita Indonesia Disebut Pelaku Bom Bunuh Diri di Filipina Selatan yang Tewaskan 14 Orang",
Editor : Ardi Priyatno Utomo