Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - STOCKHOLM. Ekonom David Card, Joshua Angrist, dan Guido Imbens memenangkan Hadiah Nobel Ekonomi 2021, Komite Nobel mengumumkan pada Senin (11/10).
Mereka memelopori "eksperimen alami" untuk menunjukkan dampak ekonomi dunia nyata di berbagai bidang, mulai dari sektor makanan cepat saji AS hingga migrasi dari Kuba di era Castro.
"Penelitian mereka secara substansial meningkatkan kemampuan kita untuk menjawab pertanyaan kausal kunci, yang telah sangat bermanfaat bagi masyarakat," kata Peter Fredriksson, Chair of Economic Sciences Prize Committee, seperti dikutip Reuters.
David Card kelahiran Kanada saat ini bekerja di University of California, Joshua Angrist di Massachusetts Institute of Technology, dan Guido Imbens kelahiran Belanda di Stanford University.
Baca Juga: Dua wartawan ini raih Nobel Perdamaian 2021, pertama sejak 1935
BREAKING NEWS:
The 2021 Sveriges Riksbank Prize in Economic Sciences in Memory of Alfred Nobel has been awarded with one half to David Card and the other half jointly to Joshua D. Angrist and Guido W. Imbens.#NobelPrize pic.twitter.com/nkMjWai4Gn — The Nobel Prize (@NobelPrize) October 11, 2021
Salah satu eksperimen Card adalah mengenai dampak kenaikan upah minimum di sektor makanan cepat saji di Negara Bagian New Jersey, AS, pada awal 1990-an.
Penelitian itu mendorong tinjauan kebijaksanaan konvensional, bahwa kenaikan upah minimum selalu menyebabkan penurunan lapangan kerja.
Studi Card lainnya mempelajari dampak dari langkah Fidel Castro pada tahun 1980 mengizinkan semua orang Kuba yang ingin meninggalkan negara itu untuk melakukannya.
Meskipun migrasi berikutnya tinggi ke Miami, Card tidak menemukan efek negatif terhadap upah atau tenaga kerja bagi penduduk Miami dengan tingkat pendidikan yang rendah.
Baca Juga: Novelis asal Tanzania keluar sebagai pemenang Nobel Sastra 2021
"Banyak pertanyaan penting tentang sebab dan akibat. Akankah orang menjadi lebih sehat jika pendapatannya meningkat? Apakah penguncian mengurangi penyebaran infeksi?" ujar Panelis Nobel Eva Mörk, seperti dilansir Reuters.
"Para pemenang tahun ini telah menunjukkan, masih mungkin untuk menjawab pertanyaan luas tentang sebab dan akibat dan cara melakukannya adalah dengan menggunakan eksperimen alami," imbuh dia.
Mörk, profesor ekonomi di Uppsala University, mencatat, pandemi Covid-19 telah menciptakan ruang untuk eksperimen alami yang baik pada hasil pendidikan.
"Jadi di sini, alam telah memberi kita sebuah eksperimen yang memungkinkan untuk menjawab pertanyaan yang jika tidak, tidak akan mungkin untuk dijawab," katanya.
Menurut Komite Nobel, eksperimen alam sulit untuk ditafsirkan. Tetapi, Angrist dan Imbens pada pertengahan 1990-an telah memecahkan masalah metodologis untuk menunjukkan kesimpulan yang tepat tentang sebab dan akibat.
"Saya benar-benar terkejut mendapat telepon (dari Komite Nobel), kemudian saya benar-benar senang mendengar berita itu," kata Imbens dalam panggilan telepon dengan wartawan di Stockholm.