Sumber: USA Today | Editor: Didi Rhoseno Ardi
Yang bikin lebih prihatin, survei yang dilakukan oleh Business Roundtable menunjukkan bahwa 60% CEO berencana untuk merumahkan para pekerja lagi dalam enam bulan ke depan. Sebanyak 101 CEO yang disurvei menunjukkan, hitungan mereka untuk penjualan dan investasi justru memburuk dengan begitu cepatnya.
Business Roundtable mengatakan bahwa indeks CEO economic outlook terperosok menjadi 16,5 di kuartal keempat, turun dari 78,8 di kuartal sebelumnya. Indeks ini merupakan yang paling rendah sejak kelompok ini membikin survei enam tahun lalu.
Nah, mereka yang masuk dalam survei ini merupakan CEO dari perusahaan-perusahaan besar yang mempekerjakan sekitar 10 juta karyawan.
Di luar itu, beberapa perusahaan kelas kakap di AS, termasuk AT&T dan DuPont telah mengumumkan layoff-nya ribuan pekerjanya dalam minggu-minggu ke depan.
AT&T memangkas 12.000 pekerjanya atau 4% dari total pekerjanya. DuPont juga merumahkan 6.500 karyawannya. United Airlines mengatakan bahwa mereka akan menggunting pekerjanya sekitar 1.100 orang pada bulan Januari.
“Ini pendepakan yang begitu cepat dan sangat besar,” kata Richard Yamarone, Direktur Riset untuk Argus Research. “Kami sering menghadapi penyingkiran karyawan pada tujuh atau delapan bulan pertama, tetapi tidak seperti sekarang ini,” imbuhnya. Ia mengatakan, turunnya nilai saham menggiring perusahaan untuk membuang karyawannya lebih dari biasanya di bulan Desember ini.