kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemberian Nobel Sastra kepada Handke menuai kritik, The Swedish Academy bergeming


Kamis, 17 Oktober 2019 / 20:22 WIB
Pemberian Nobel Sastra kepada Handke menuai kritik, The Swedish Academy bergeming
Peter Handke


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - The Swedish Academy mempertahankan keputusannya untuk memberikan Hadiah Nobel Sastra 2019 kepada penulis Austria Peter Handke, sekalipun dia sudah membuat komentar provokatif tapi tidak mendukung pertumpahan darah.

Pemberian Nobel Sastra kepada Handke menuai kritik, termasuk dari mereka yang selamat dari pembantaian Srebrenica 1995, yang menyerukan The Swedish Academy untuk mencabut gelar tersebut.

Pada 2006 silam, Handke berbicara di pemakaman Pemimpin Serbia Slobodan Milosevic, yang meninggal dalam tahanan saat menunggu persidangan di pengadilan kejahatan perang di Den Haag atas perannya dalam perang di Balkan 1990-an.

Baca Juga: Penulis Austria menyabet Nobel Sastra 2019, penulis Polandia raih Nobel Sastra 2018

Ketika itu, Handke menyuarakan dukungan bagi para Pemimpin Serbia Bosnia Radovan Karadzic dan Ratko Mladic, yang dihukum karena genosida atas pembunuhan lebih dari 8.000 pria dan anak lelaki muslim di Srebrenica.

Dalam sebuah artikel yang terbit pada Kamis (17/10) di harian Swedia, Dagens Nyheter, Mats Malm, Kepala The Swedish Academy, membenarkan, Handke sudah membuat "komentar yang provokatif, tidak cocok, dan tidak jelas dalam pertanyaan politik".

Tapi, Malm mengatakan, penulis The Goaliee's Anxiety at the Penalty Kick dan Slow Homecoming tidak mendukung pertumpahan darah dan jelas-jelas mengutuk pembantaian Srebrenica.

"Kami belum menemukan apa pun dalam tulisannya yang merupakan serangan terhadap masyarakat sipil atau penghormatan terhadap kesetaraan semua orang," tulis Malm dalam artikelnya di Dagens Nyheter seperti dikutip Reuters.

The Swedish Academy mengutip sebuah artikel dari 2006 di surat kabar Jerman, Suddeutsche Zeitung. Di artikel ini, Handke mengatakan, pembantaian Srebrenica adalah kejahatan terburuk terhadap kemanusiaan di Eropa sejak Perang Dunia Kedua.

Baca Juga: Ini dia para pemenang Nobel 2019, dari penemu planet terjauh hingga PM termuda Afrika

Perdana Menteri Albania Edi Rama menuduh The Swedish Academy "mengurangi nilai Nobel" dengan memberikannya kepada Handke. Dan, "Mengarungi skandal lain yang akan menodai reputasinya selama beberapa dekade mendatang," tegasnya.

Keputusan The Swedish Academy mendulang banyak kritik di Albania dan Kosovo. Maklum, sekitar 10.000 etnis Albania tewas di tangan pasukan Milosevic dan hampir 1 juta mengungsi selama perang 1998-1999.

Munira Subasic, Presiden Mothers of Srebrenica yang mewakili para korban pembantaian 1995 mengatakan kepada Reuters, keputusan The Swedish Academy itu "memalukan".




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×