Sumber: South China Morning Post | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - NEW DELHI. Menteri luar negeri Rusia dan Iran memanfaatkan kesempatan dalam sebuah konferensi pers di New Delhi pada hari Rabu (15/1) untuk mengkritik pembunuhan Washington atas jenderal Iran Qassem Soleimani.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, yang sebelumnya menyebut pembunuhan itu sebagai "langkah kekuasaan ilegal", mengecam AS karena tidak mengikuti hukum internasional. Melansir South China Morning Post, dia mengatakan Rusia mengusulkan pakta tanpa agresi untuk kawasan Timur Tengah dan menawarkan dukungan kepada Iran atas sanksi "keras" AS.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, mengecam tindakan AS itu sebagai "bodoh" dan "sombong" dan mengatakan tindakan itu hanya untuk memperkuat kelompok teroris Negara Islam (Isis).
Baca Juga: Panaskan suasana, Presiden Iran ingatkan pasukan asing di Timur Tengah dalam bahaya
Pada Dialog Raisina, sebuah konferensi tiga hari di ibukota India yang diselenggarakan oleh lembaga pemerintah Observer Research Foundation, Lavrov mengkritik AS karena tidak berunding dengan PBB sebelum pembunuhan itu.
“Teman-teman Barat saya semakin jarang menggunakan instrumen ini. Sebagai gantinya, mereka telah menciptakan konsep baru yang disebut 'tatanan dunia berbasis aturan',” katanya seperti dikutip South China Morning Post, seraya menambahkan bahwa proposal Rusia tentang pakta tanpa-agresi ditujukan untuk mengurangi ketegangan.
"Kami telah menyarankan kepada negara-negara Teluk agar mereka memikirkan mekanisme keamanan kolektif, mulai dengan langkah-langkah membangun kepercayaan diri dan mengundang satu sama lain untuk latihan militer," tambahnya.
Baca Juga: Menlu AS: Terbunuhnya Soleimani bagian strategi baru mencegah musuh