kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah AS Kembalikan 30 Benda Seni Curian ke Kamboja


Selasa, 09 Agustus 2022 / 13:29 WIB
Pemerintah AS Kembalikan 30 Benda Seni Curian ke Kamboja
ILUSTRASI. Kuil Angkor Wat di Siem Reap, Kamboja memimpin peringkat untuk landmark top dunia, menurut pengulas TripAdvisor. REUTERS/Erik De Castro


Sumber: Channel News Asia | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - MANHATTAN. Pemerintah Federal Manhattan, AS, pada Senin (8/8) secara resmi menyerahkan kembali 30 benda seni dan barang antik curian ke Kamboja. Barang-barang ini diperdagangkan secara ilegal di seluruh dunia selama beberapa dekade.

Penyerahan kembali barang curian itu dilakukan oleh jaksa Federal Manhattan Damian Williams kepada Duta Besar Kamboja untuk AS Keo Chhea.

"Kami merayakan kembalinya warisan budaya Kamboja kepada rakyat Kamboja, dan menegaskan kembali komitmen kami untuk mengurangi perdagangan gelap seni dan barang antik," ungkap Williams, seperti dikutip Channel News Asia.

Dalam pernyataan resminya, kantor kejaksaan menjelaskan, barang-barang antik yang dikembalikan termasuk patung dewa Hindu Skanda abad ke-10 dan patung dewa Hindu Ganesha abad ke-10. Keduanya dicuri dari Koh Ker, ibu kota Khmer kuno yang terletak 80 km dari kompleks kuil Angkor.

Baca Juga: Khawatir Ketegangan di Taiwan Meluas, ASEAN Siap Fasilitasi Dialog Damai

Angkor adalah situs arkeologi terbesar di dunia, sekaligus ibu kota Kerajaan Khmer yang berdiri dari abad ke-9 hingga ke-14. Wilayahnya membentang seluas 400 km persegi.

Sebagian besar barang antik berasal dari Zaman Perunggu hingga abad ke-12. Semuanya dicuri selama perang di Kamboja pada 1970-an hingga negara itu dibuka kembali pada 1990-an.

Laporan kejaksaan juga menyebutkan, ribuan patung dan pahatan Khmer yang dicuri telah diperdagangkan keluar dari Kamboja selama beberapa dekade ke pedagang barang antik di Bangkok.

Baca Juga: Jenderal Penguasa Myanmar Dilarang Hadir di Pertemuan Anggota ASEAN

Selanjutnya, barang-barang itu diekspor secara ilegal ke kolektor, pengusaha, dan bahkan ke sejumlah museum di Asia, Eropa, juga AS.

Kantor Kejaksaan New York juga telah ikut serta dalam pengumpulan kembali barang-barang curian ini. Selama periode musim panas 2020 hingga akhir 2021, pihaknya mengembalikan 700 barang ke 14 negara berbeda, termasuk Kamboja, India, Pakistan, Mesir, Irak, Yunani, dan Italia.

Seorang kolektor AS bernama Michael Steinhardt pada tahun 2021 akhirnya mengembalikan sekitar 180 barang curian yang ia koleksi ke pemerintah dengan sejumlah kesepakatan. Jika diuangkan, nilainya bisa mencapai US$ 70 juta.




TERBARU

[X]
×