Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - BERLIN. Kementerian Ekonomi Jerman menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2025 menjadi 0,2%, dari sebelumnya nol persen, didorong oleh rencana belanja besar-besaran pemerintah baru di bawah Kanselir Friedrich Mertz.
Pemerintah Jerman pada Maret lalu menyetujui paket belanja senilai €500 miliar (setara US$ 581,6 miliar) untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi terbesar di Eropa yang masih berjuang pulih dari guncangan pandemi COVID-19 dan invasi Rusia ke Ukraina pada 2022.
Belanja tambahan di sektor infrastruktur dan pertahanan diharapkan dapat menjadi pendorong ekonomi dalam jangka menengah hingga panjang.
Baca Juga: Ini Negara Dengan Biaya Kuliah Murah, Salah Satunya Ada Jerman
Namun, dalam jangka pendek, ekonomi Jerman masih menghadapi tekanan akibat perang dagang global yang kembali memanas di bawah kebijakan Presiden AS Donald Trump.
Kementerian Ekonomi memperkirakan pertumbuhan Jerman akan mencapai 1,3% pada 2026 dan 1,4% pada 2027, naik dari perkiraan sebelumnya sebesar 1,0% dan 0%.
“Untuk menjamin pertumbuhan jangka panjang, kami harus menuntaskan reformasi yang tertunda: menurunkan biaya energi, mendorong investasi swasta, menurunkan beban pajak, memotong birokrasi, membuka pasar, dan mempercepat inovasi,” ujar Menteri Ekonomi Jerman Katherina Reiche pada Rabu (8/10/2025).
Ekspor Masih Tertekan, Konsumsi Domestik Jadi Penopang
Berbeda dari pola pemulihan biasanya, ekspor tidak lagi menjadi motor utama pertumbuhan Jerman.
Kementerian menilai pemulihan ekonomi kali ini akan ditopang oleh permintaan domestik, baik dari konsumsi rumah tangga maupun investasi publik dan swasta.
Baca Juga: Penjualan Tesla di Jerman Merosot Saat Pasar Mobil Listrik Justru Melejit
“Investasi publik memang berkontribusi positif terhadap pertumbuhan, tetapi industri berorientasi ekspor Jerman masih menghadapi tekanan berat,” kata Menteri Keuangan Lars Klingbeil.
Produksi industri Jerman tercatat turun 4,3% pada Agustus dibanding bulan sebelumnya, menurut data Badan Statistik Federal.
Klingbeil menambahkan, tarif impor AS, kelebihan kapasitas industri China, serta kondisi global yang sulit terus membebani sektor ekspor.
Ekspor Jerman diproyeksikan turun 0,1% pada 2025, sebelum kembali tumbuh 1,2% pada 2026 dan 1,6% pada 2027.
Jumlah pengangguran Jerman juga meningkat di atas 3 juta orang pada Agustus—level tertinggi dalam satu dekade.
Pemerintah memperkirakan tingkat pengangguran akan turun secara bertahap dari 6,3% tahun ini menjadi 6,2% pada 2026, dan 6,0% pada 2027.
Baca Juga: VW Jerman Pangkas Produksi Akibat Lesunya Permintaan Pasar
Konsumsi Rumah Tangga Diperkirakan Menguat
Stabilitas harga, kenaikan upah yang signifikan, serta bantuan biaya hidup bagi rumah tangga diperkirakan akan meningkatkan pendapatan riil masyarakat Jerman dalam beberapa tahun mendatang.
Kementerian memperkirakan konsumsi rumah tangga tumbuh 0,9% pada 2025, disusul 0,8% pada 2026 dan 1,1% pada 2027 dalam istilah riil.
Sementara itu, inflasi diproyeksikan tetap sedikit di atas target Bank Sentral Eropa (ECB) sebesar 2%, dengan laju 2,1% pada 2025, 2,0% pada 2026, dan naik kembali menjadi 2,2% pada 2027.