Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - Airbus menutup tahun 2019 dengan manis. Pemesanan yang masuk ke pabrikan pesawat asal Eropa ini melonjak, bakal menembus angka 1.000 unit.
Chief Commercial Officer Airbus Christian Scherer mengisyaratkan, pemesanan Airbus akan mencapai 1.000 pesawat pada tahun ini, naik setidaknya 20% dari tahun lalu.
Sejauh ini, Airbus sudah menerima 940 pesanan pesawat. Scherer mengatakan, Airbus akan mencapai tonggak pada akhir tahun ini, dengan melampaui angka pemesanan 1.000 unit.
Baca Juga: Akhirnya, Boeing setop produksi 737 MAX mulai Januari 2020
"Itu termasuk pesawat terbaru dalam keluarga (Airbus), A220," kata Scherer, Rabu (18/12), seperti dikutip Reuters. Air France, Rabu (18/12), menyelesaikan proses pesanan 60 pesawat A220.
Airbus tetap mengukir performa cemerlang, meskipun ada ketegangan perdagangan dan pengenaan tarif Amerika Serikat (AS) dalam perselisihan subsidi. Toh, Scherer menegaskan, bea perdagangan menimbulkan "masalah yang sangat serius" bagi maskapai pemesan pesawat Airbus.
Peluncuran versi baru dari pesawat andalan A321 dan bisnis di Asia yang bergairah, membuat pesanan yang masuk ke Airbus lebih tinggi dari perkiraan mereka sebelumnya.
Baca Juga: Krisis di tubuh Boeing Co memburuk, ekonomi AS bisa terpukul
Alhasil, Airbus kemungkinan bakal mengalahkan Boeing, pesaing beratnya asal AS, dalam pengiriman pesawat tahun ini. Soalnya, kinerja Boeing terganjal 737 MAX yang di-grounded dan produksinya bakal mereka setop Januari tahun depan.
Dalam 11 bulan pertama, Airbus sudah mengirimkan 718 pesawat. Mereka menargetkan pengiriman 860 unit hingga akhir tahun, lebih rendah dari target gara-gara keterlambatan produksi A321neo.
Scherer menyatakan, Airbus sedang bekerja untuk mengatasi masalah produksi A321neo, tetapi itu akan membutuhkan waktu. "Belum diputuskan, apakah akan membangun jalur perakitan A321neo yang baru," ujar dia.
Baca Juga: AS pungut tarif baru, perang dagang dengan Eropa kian membara?
Boeing baru menjual 243 pesawat, menyusul banyak pembatalan atas 737 MAX. Itu belum termasuk kesepakatan tentatif dari British Airways IAG yang memesan 200 737 MAX. Selain 737 MAX, Boeing menjual 787 Dreamliners sebanyak 57 unit.
Scherer membela posisi Airbus di pasar berbadan lebar yang kalah dari Boeing 787 dengan mengatakan, pihaknya akan memperjuangkan A350-1000 untuk menggeser posisi Boeing 777-300ER yang sukses.
Airbus mengalami kemunduran awal tahun ini ketika mengumumkan rencana untuk menutup produksi superjumbo A380, pesawat terbesar di dunia, karena penjualan yang lemah.
Baca Juga: Tok, FAA tidak izinkan Boeing 737 MAX terbang
Scherer juga membantah, Airbus berdiri untuk mengambil manfaat dari keputusan Boeing yang menghentikan produksi 737 MAX, setelah dua kecelakaan yang mematikan.
"Kami berada dalam industri yang sedang tumbuh," kata Scherer. "Ketika Anda memiliki satu pemain yang tidak memainkan perannya, itu sangat merusak".