Sumber: Vatikan News | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - VATIKAN. Asap putih yang mengepul dari cerobong Kapel Sistina menjadi tanda bagi umat Katolik dan dunia bahwa seorang Uskup Roma yang baru telah terpilih sebagai penerus Santo Petrus.
Namun, sebelum momen itu terjadi, terdapat sejumlah tahapan penting yang berlangsung di dalam Kapel Sistina hingga pengumuman resmi disampaikan oleh Kardinal Protodiakon Dominique Mamberti dari Loggia Berkat Basilika Santo Petrus.
Ritus Penerimaan
Sesuai dengan Ordo Rituum Conclavis dan Konstitusi Apostolik Universi Dominici Gregis, pemilihan Paus dianggap sah secara kanonik apabila salah satu kardinal memperoleh suara mayoritas.
Baca Juga: BREAKING NEWS: Paus Baru Terpilih, Asap Putih Mengepul dari Cerobong Kapel Sistina
Setelah itu, kardinal senior berdasarkan urutan jenjang dan usia atau jika ia sendiri yang terpilih, maka dilanjutkan oleh kardinal berikutnya akan menanyakan kepada Paus terpilih, dalam bahasa Latin, apakah ia menerima pemilihannya sebagai Paus.
Setelah menyatakan persetujuan, Paus terpilih akan diminta untuk memilih nama kepausannya.
Proses ini kemudian dicatat secara resmi oleh Pemimpin Perayaan Liturgi Kepausan, yang bertindak sebagai notaris dengan didampingi dua pejabat liturgi sebagai saksi.
Penutupan Konklaf
Konklaf secara resmi dinyatakan berakhir setelah Paus terpilih menerima hasil pemilihan, kecuali ia menyatakan sebaliknya.
Pada tahap ini, pejabat tinggi seperti Pengganti Sekretaris Negara dan Sekretaris Hubungan Luar Negeri diperkenankan memasuki Kapel Sistina untuk menyampaikan urusan mendesak.
Asap Putih dan "Ruang Air Mata"
Seluruh surat suara dan dokumen pemilihan dibakar, menghasilkan asap putih sebagai tanda bahwa seorang Paus baru telah terpilih. Di saat umat beriman bersorak di Lapangan Santo Petrus, Paus terpilih menuju ruangan khusus yang dikenal sebagai "Ruang Air Mata".
Baca Juga: Kawah Gunung Lewotobi Semburkan Asap Putih dengan Intensitas Tebal 1 Kilometer
Di sana, dengan bantuan Master Upacara Liturgi, ia mengganti jubah kardinalnya dengan salah satu dari tiga set pakaian kepausan yang telah disiapkan, dan meluangkan waktu dalam doa pribadi.
Upacara Perdana: Salam dan Te Deum
Setelah kembali ke Kapel Sistina, Paus duduk di kursi yang telah disiapkan. Upacara singkat kemudian dimulai dengan sambutan dari Kardinal senior dari Ordo Uskup, diikuti pembacaan Injil oleh kardinal senior, dengan kutipan seperti "Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan Gereja-Ku" atau "Gembalakanlah domba-domba-Ku".
Kardinal Protodiakon lalu memanjatkan doa untuk Paus baru. Setelah itu, para kardinal pemilih maju satu per satu sesuai urutan untuk menyampaikan salam dan ikrar kesetiaan kepada Paus. Upacara ini diakhiri dengan kidung Te Deum yang dipimpin oleh Paus terpilih.
Doa Pribadi dan Pengumuman "Habemus Papam"
Sebelum tampil di hadapan publik, Paus yang baru singgah terlebih dahulu di Kapel Paulus untuk berdoa di hadapan Sakramen Mahakudus.
Sementara itu, Kardinal Protodiakon Dominique Mamberti berjalan menuju Loggia Berkat dan mengumumkan kabar gembira kepada dunia dengan kalimat tradisional: “Annuntio vobis gaudium magnum: Habemus Papam!” (“Saya mengumumkan kepada Anda kabar sukacita besar: Kita memiliki seorang Paus!”).
Baca Juga: Para Kardinal Memulai Proses Pemilihan Paus, Dunia Menanti Asap Putih
Setelah momen doa pribadi, Paus baru tampil di Loggia dan menyampaikan salam serta memberikan berkat apostolik pertamanya, Urbi et Orbi—kepada kota dan dunia.