Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - VATIKAN. Pemakaman Paus Fransiskus akan digelar pada Sabtu (26/4) di Lapangan Santo Petrus, demikian diputuskan oleh para kardinal Gereja Katolik Roma pada Selasa (22/4).
Upacara ini diperkirakan akan menjadi peristiwa penuh khidmat yang dihadiri para pemimpin dunia.
Paus Fransiskus wafat pada Senin pagi di usia 88 tahun akibat stroke dan serangan jantung. Kepergiannya menandai akhir dari masa kepausan yang penuh dinamika, di mana ia kerap berbenturan dengan kalangan tradisionalis dan dikenal sebagai pembela kaum miskin serta yang terpinggirkan.
Baca Juga: Vatikan Umumkan Tanggal Pemakaman Paus Fransiskus
Sebelumnya, Paus Fransiskus sempat dirawat selama lima minggu di rumah sakit karena pneumonia ganda.
Ia sempat menunjukkan tanda-tanda pemulihan, namun menurut pernyataan Vatikan, wafatnya terjadi secara cepat dan tanpa rasa sakit.
Ia mulai merasa tidak enak badan sekitar pukul 05.30 pagi waktu setempat pada Senin (21/4). Sekitar satu jam kemudian, ia sempat memberi isyarat perpisahan kepada perawat pribadinya, Massimiliano Strappetti, sebelum akhirnya koma dan menghembuskan napas terakhir pada pukul 07.35.
Vatikan merilis foto Paus Fransiskus dalam balutan jubah kepausan dan memegang rosario, berbaring dalam peti terbuka di kapel Santa Marta—kediaman beliau selama 12 tahun masa kepausan.
Dua Garda Swiss berdiri di sisi peti saat para pejabat, termasuk Presiden Italia Sergio Mattarella, datang memberi penghormatan kepada Paus pertama asal Amerika Latin tersebut.
Jenazah akan dipindahkan ke Basilika Santo Petrus pada Rabu pukul 09.00 pagi waktu setempat dan disemayamkan hingga Jumat malam pukul 19.00. Prosesi akan dipimpin para kardinal.
Baca Juga: Paus Fransiskus Pecah Tradisi, Pilih Dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore
Misa pemakaman dijadwalkan berlangsung pada Sabtu pukul 10.00 pagi di Lapangan Santo Petrus dan akan dipimpin oleh Kardinal Giovanni Battista Re, dekan Dewan Kardinal berusia 91 tahun.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan istrinya dijadwalkan hadir, meskipun sebelumnya kerap bersitegang dengan Fransiskus, terutama soal isu imigrasi.
Kepala negara lainnya yang dijadwalkan hadir antara lain Presiden Prancis, Brasil, Jerman, Polandia, Ukraina, serta Komisi Eropa dan Presiden Argentina, tanah kelahiran Paus Fransiskus. Perdana Menteri Inggris serta Raja dan Ratu Belgia juga akan hadir.