Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - VATIKAN. Asap putih mengepul dari cerobong Kapel Sistina dan lonceng Basilika Santo Petrus berdentang pada Kamis (8/5), menandakan bahwa para kardinal telah berhasil memilih paus baru untuk menggantikan Paus Fransiskus dan memimpin Gereja Katolik Roma.
Pemilihan dilakukan pada hari pertama pemungutan suara penuh oleh 133 kardinal elektor, yang sejak Rabu sore telah menjalani masa pengasingan di balik tembok abad pertengahan Vatikan untuk mengikuti konklaf.
Kepulan asap putih dari cerobong kecil di atap Kapel Sistina disambut sorak sorai dan tepuk tangan ribuan umat yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus.
Baca Juga: Mengenal Arti Asap Konklaf dan Bagaimana Membuatnya Hitam dan Putih
“Viva il Papa!” teriak massa di bawah sinar matahari. Sebuah spanduk bertuliskan “Kita Punya Paus!” terlihat di antara kerumunan.
Identitas paus terpilih dan nama yang akan digunakannya sebagai Paus akan diumumkan secara resmi dari balkon tengah Basilika Santo Petrus.
Setelah itu, Paus baru akan memberikan pidato publik pertamanya dan memberkati umat yang hadir.
Salah satu umat yang hadir, Suster Mona Lisa asal Brasil, terlihat melambaikan bendera negaranya sambil menitikkan air mata. “Saya sangat bahagia. Kita kini memiliki seorang paus,” ujarnya.
Paus Fransiskus wafat pada 21 April setelah memimpin Gereja Katolik yang beranggotakan 1,4 miliar umat selama 12 tahun.
Dalam masa kepemimpinannya, ia berupaya membuka Gereja terhadap dunia modern melalui berbagai reformasi, termasuk membuka diskusi mengenai isu-isu kontroversial seperti penahbisan perempuan dan keterlibatan umat Katolik LGBT.
Meskipun tidak ada kandidat unggulan yang menonjol, beberapa nama yang disebut-sebut sebagai favorit antara lain Kardinal Pietro Parolin (Italia), mantan Sekretaris Negara Vatikan, dan Kardinal Luis Antonio Tagle (Filipina).
Nama-nama lain yang masuk dalam daftar papabili, stilah Italia untuk calon paus, antara lain Jean-Marc Aveline (Prancis), Peter Erdo (Hongaria), Robert Prevost (Amerika Serikat), Pierbattista Pizzaballa (Italia), dan Pablo Virgilio David (Filipina).
Para kardinal menghadapi keputusan penting: apakah akan melanjutkan visi reformis Paus Fransiskus atau memilih arah yang lebih konservatif.
Selama konklaf, komunikasi para kardinal dengan dunia luar sepenuhnya diputus. Mereka bersumpah menjaga kerahasiaan, dan tidak diperkenankan menggunakan telepon atau komputer.
Baca Juga: Kardinal Argentina Berharap Visi Paus Fransiskus Tetap Diteruskan
Para kardinal berpindah antara Kapel Sistina, tempat pemungutan suara dilakukan dan dua wisma tamu Vatikan untuk beristirahat dan makan.
Sinyal kepada publik hanya diberikan melalui warna asap dari cerobong: hitam berarti belum ada hasil, putih menandakan paus baru telah dipilih dengan dukungan minimal dua pertiga suara.
Pemungutan suara pertama berlangsung pada Rabu malam namun belum membuahkan hasil. Dua pemungutan suara tambahan dilakukan Kamis pagi. Sekitar pukul 16.00 waktu setempat , para kardinal kembali memasuki Kapel Sistina, dan pada pukul 18.08 waktu setempat, asap putih akhirnya terlihat, menandakan terpilihnya pemimpin baru Gereja Katolik.
Rata-rata jumlah putaran pemungutan suara dalam sepuluh konklaf terakhir adalah 7,2. Paus Fransiskus sendiri terpilih dalam pemungutan suara kelima pada tahun 2013.