Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
ATLANTA. Krisis finansial global yang melanda dunia membuat sejumlah perusahaan memikirkan ulang rencana ekspansinya. Demikian pula dengan Starbucks Corp. Gerai kopi terbesar di dunia itu memutuskan untuk membatalkan rencananya membuka 40.000 gerai baru. Hal itu diungkapkan CEO Starbucks Howard Schultz setelah perusahaannya membukukan penurunan laba sebesar 96% pada kuartal IV ini.
Asal tahu saja, penjualan di gerai-gerai Starbucks di AS dalam 13 bulan terakhir mengalami penurunan 8%. Angka ini lebih besar dari antisipasi yang dilakukan Starbucks. Tingginya harga bensin dan barang-barang lain menjadi pemicu berkurangnya daya beli warga AS untuk kopi premium. Hasilnya, perusahaan pun memutuskan untuk lebih fokus pada pertumbuhan dan laba. “Saat ini bukan waktu yang tepat untuk ekspansi,” kata Schultz.
Catatan saja, pendapatan bersih kuartal IV Starbucks terjun bebas menjadi US$ 5,4 juta atau 1 sen per saham. Setahun sebelumnya, angka tersebut mencapai US$ 158,5 juta atau 21 sen per saham.
“Perekonomian saat ini sangat tidak bersahabat. Mereka tengah berjuang keras untuk bertahan,” jelas CEO Sanders Financial Management di Atlanta.
Meski demikian, Starbucks memang masih memiliki segudang rencana ekspansi tahun depan. Gerai kopi tersebut akan membuka 700 gerai baru di luar AS. Meski demikian, jumlah ini lebih sedikit dibanding prediksi sebelumnya sebanyak 900 gerai. Sebagai gantinya, Starbucks akan mengurangi jumlah gerai yang ada di AS sebanyak 20 unit pada 2009.
Anjloknya kinerja Starbucks tersebut juga membuat turunnya harga saham perusahaan asal Amerika Serikat (AS) di bursa perdagangan Nasdaq. Kemarin, saham Starbucks anjlok 2,9% atau 30 sen menjadi US$ 9,90. Dengan demikian, sepanjang tahun ini, saham Starbucks sudah merosot tajam sebesar 50%.
Isu lain yang turut menggerus harga saham Starbucks antara lain adanya prediksi bahwa pendapatan per saham Starbucks akan berada pada kisaran 71 sen hingga 90 sen, tergantung dari penurunan penjualan yang dialami. Padahal pada Juli lalu, pendapatan per saham gerai kopi ini diprediksi akan berkisar 90 sen hingga US$ 1. Sementara, para analis mematok pendapatan sebesar 87 sen.
Catatan saja, pada 2008 ini, total gerai yang dimiliki Starbucks di AS sebanyak 883 unit. Meski demikian, jumlah itu masih kalah jauh dari total gerai yang dibuka pada tahun lalu.