kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Peneliti Harvard sebut virus corona bisa menyebar hingga dua tahun ke depan


Rabu, 15 April 2020 / 10:12 WIB
Peneliti Harvard sebut virus corona bisa menyebar hingga dua tahun ke depan
ILUSTRASI. Petugas medis dengan alat pelindung diri beristirahat selama pemimdahan pasien yang terinfeksi virus corona (COVID-19) dari Starsbourg, Prancis menuju Jerman dan Swiss, Senin (30/3/2020). Peneliti Harvard sebut virus corona bisa menyebar hingga tahun 2024


Sumber: South China Morning Post | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Menurut pemodelan matematika oleh Chan School of Public Health Universitas Harvard, infeksi virus corona akan membanjiri rumah sakit ketika langkah-langkah membuat jarak sosial saat ini dicabut.

Sehingga pembatasan berkepanjangan atau berkala mungkin diperlukan untuk dua tahun lagi.

Baca Juga: Bank sentral China pangkas suku bunga pinjaman jangka menengah ke level terendah

Dilansir dari South China Morning Post, studi yang diterbitkan di jurnal Science terbit ketika para gubernur Pennsylvania, New Jersey, Connecticut, Delaware, New York, dan Rhode Island sedang berunding tentang kapan dan bagaimana cara aman untuk melonggarkan lockdown di wilayah mereka.

Sementara itu, pemerintahan Presiden AS Donald Trump telah mengutip model University of Washington yang memprediksi wabah di AS akan berkurang pada akhir Mei.

"Bahkan jika terjadi eliminasi yang jelas, pengawasan harus dipertahankan karena kebangkitan penularan dapat dimungkinkan hingga akhir 2024," tulis para peneliti.

Penulis senior Marc Lipsitch menambahkan bahwa memprediksi akhir pandemi di musim panas tahun ini adalah suatu hal terbilang sulit.

Lipsitch dan rekan penulisnya menekankan bahwa tidak ada yang tahu jawaban atas pertanyaan yang sangat penting tentang perlindungan alam. Yakni apakah orang yang pulih dari Covid-19 sepenuhnya kebal terhadap virus tersebut dan untuk berapa lama?

Baca Juga: Wah, pembeli mobil di China malah diberi uang oleh pemerintah

Tes darah yang dapat memberikan wawasan dengan mendeteksi antibodi penangkal penyakit ini baru saja muncul di pasaran. Tetapi banyak yang terbukti bahwa hasilnya tidak dapat diandalkan.

Mengingat ketidakpastian tersebut, para peneliti memodelkan berbagai perkiraan kekebalan, dari berapa banyak infeksi berkurang pada bulan-bulan yang bersuhu panas dan jarak sosial untuk memprediksi penyebaran virus corona di masa depan.

Di bawah semua simulasi, termasuk isolasi sosial satu kali dan isolasi intermiten, infeksi akan melonjak ketika pembatasan dicabut.

Baca Juga: Singapura wajibkan semua orang memakai masker, dendanya mencapai belasan juta rupiah

Skenario kasus terburuk adalah pelonggaran jarak sosial tanpa kontrol. Hal ini akan melepaskan gelombang besar penyakit di musim dingin.

Kondisi ini akan mengulang pandemi flu 1918 yang menginfeksi seperempat populasi dunia dan membunuh sebanyak 100 juta orang.



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×