kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Penelitian: Pasien sembuh corona kambuh lagi, arahnya positif palsu


Jumat, 08 Mei 2020 / 00:30 WIB
Penelitian: Pasien sembuh corona kambuh lagi, arahnya positif palsu


Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - SEOUL. Korea Selatan mengangkat kekhawatiran baru tentang virus corona baru, setelah bulan lalu terdapat ratusan pasien yang telah sembuh dari penyakit Covid-19 kemudian positif lagi.

Temuan itu menunjukkan, beberapa orang yang pulih dari Covid-19 bisa terinfeksi ulang virus corona, berpotensi mempersulit upaya untuk mencabut pembatasan karantina dan menghasilkan vaksin.

Tetapi, setelah berminggu-minggu penelitian, Korea Selatan sekarang mengatakan, hasil tes tersebut tampaknya "positif palsu" yang disebabkan oleh virus yang tertinggal namun kemungkinan tidak menular.

Korea Selatan pada Rabu (6/5) melaporkan lebih dari 350 kasus pasien yang sudah sembuh kemudian positif terjangkit virus corona lagi, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC).

Baca Juga: Studi: Virus corona menyebar ke seluruh dunia sejak awal epidemi

Karena semakin banyak orang Korea yang tak lagi menjalani pengobatan Covid-19, otoritas kesehatan menemukan tren yang mengganggu. Banyak pasien yang sembuh setelah menjalani tes ulang hasilnya positif.

Sementara para pejabat mengkaji beberapa penjelasan termasuk infeksi ulang pasien atau reaktivasi virus, sebuah panel ahli yang pemerintah bentuk pekan lalu menyimpulkan, yang paling mungkin adalah tes tersebut "positif palsu".

Korea Selatan menggunakan tes reverse transcription polymerase chain reaction (RT-PCR), yang mendeteksi materi genetik virus corona. Proses RT-PCR bisa dengan cepat menunjukkan hasil dan dianggap sebagai cara paling akurat untuk mengetahui, apakah pasien terinfeksi virus corona.

Tapi, Seol Dai-wu, pakar dalam pengembangan vaksin di Universitas Chung-Ang, Seoul, mengatakan, dalam beberapa kasus, tes tersebut bisa mendeteksi partikel virus yang lama, yang mungkin tidak lagi menjadi ancaman signifikan bagi pasien atau orang lain.

Tidak menular



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×