Sumber: Reuters,Bloomberg | Editor: Wahyu T.Rahmawati
WASHINGTON. Setelah data pertumbuhan ekonomi yang positif sepanjang kuartal kedua, Amerika Serikat (AS) merilis data tenaga kerja yang negatif. Tingkat pengangguran AS pada bulan Juli 2014 naik menjadi 6,2% dibandingkan dengan 6,1% pada bulan sebelumnya.
Sebenarnya, tenaga kerja AS bertambah lebih dari 200.000 tenaga kerja per bulan dalam enam bulan berturut-turut. Tapi, ada indikasi kerapuhan pasar tenaga kerja.
Misalnya, ada lebih banyak orang yang bekerja paruh waktu karena tidak ada pekerjaan penuh waktu. Ditambah lagi, tidak ada kenaikan tingkat upah. Ini yang mendukung pernyataan Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed) tentang berbagai indikator yang menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja masih belum tumbuh signifikan.
Millan Mulraine, Deputy Head of US Research and Strategy TD Securities Amerika Serikat mengatakan, data tenaga kerja inilah yang dimaksud oleh The Fed. "Kurangnya peningkatan pasar tenaga kerja menyebabkan The Fed belum akan menaikkan bunga bank," kata Mulraine kepada Bloomberg.
Aneta Marskowska, Kepala Ekonom Societe Generale di New York mengatakan, angka tenaga kerja ini sesuai ramalan The Fed. Marskowska mengatakan, pergerakan suku bunga acuan The Fed akan tergantung pada pertumbuhan gaji. "Perlu ada kenaikan gaji lebih besar untuk mendorong inflasi," kata Ryan Sweet, Ekonom Moody's Analytics di West Chester, Pennsylvania. Rendahnya inflasi saat ini memberi ruang bagi The Fed untuk menahan suku bunga.
Dalam setahun terakhir, gaji hanya naik 2%. Padahal, besaran gaji di AS stagnan sejak krisis ekonomi tahun 2009. Tahun-tahun sebelumnya, kenaikan gaji bisa mencapai antara 3%-4% per tahun.
The Fed akan mempertahankan suku bunga di rekor terendah mendekati 0%. Tapi bank sentral akan terus mengurangi stimulus berupa pembelian aset bulanan yang diprediksi berakhir Oktober mendatang. Pekan lalu, The Fed mengurangi pembelian aset sebesar US$ 10 miliar menjadi US$ 25 miliar.
Di sisi lain, ekonomi AS bertumbuh 4% pada kuartal kedua lalu setelah kontraksi 2,9% di kuartal pertama. Belanja konsumen yang menyokong dua-pertiga ekonomi AS, tumbuh 2,5% pada periode April hingga Juni. Sedangkan belanja bisnis naik 14%.