Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SINGAPURA. Rabu (29/10), emas kembali mengalami peningkatan. Di London Metal Exchange (LME) pukul 02.20 EDT, harga emas naik 0,99% menjadi US$ 748,9 per troy ounce.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan kenaikan emas ini. Salah satunya yaitu penguatan euro terhadap dolar. Asal tahu saja, nilai euro menguat dan berada pada level US$ 1,2740.
Selain itu, terdongkraknya harga emas juga disebabkan oleh kenaikan saham-saham Asia. Hari ini, bursa-bursa Asia memang dibuka dengan penuh senyuman. Indeks Nikkei memimpin kenaikan tertinggi sebesar 6,3%.
Sedangkan faktor lainnya yang turut andil dalam memberikan sentimen positif terhadap pergerakan emas yaitu adanya spekulasi bahwa The Federal Reserve (the Fed) akan menurunkan tingkat suku bunganya menjadi 1%.
Meski demikian, sejumlah analis cukup pesimis atas kenaikan harga emas kali ini. “Anda pasti akan berpikir, saat ini waktu yang pas untuk membeli emas. Namun, pada tahapan ini, sangat sulit diprediksi. Pasar sangat sensitif pada pertumbuhan perekonomian dan aksi the Fed,” jelas Darren Heathcote dari Investec Australia.
Hal senada juga diungkapkan oleh Pradeep Unni dari Richcomm Global Services. Dia bilang, “Secara teknikal, emas akan berada di level support US$ 700. Meski demikian, sepertinya emas akan kembali turun dalam waktu dekat.”
Sekadar tambahan informasi, pada penutupan hari Selasa kemarin di bursa New York, emas diperdagangkan pada posisi US$ 747,35 per troy ounce. Sebelumnya, emas sempat mengalami penurunan terendah dalam 13 bulan terakhir pada perdagangan Jumat yaitu pada level US$ 680,80. Sejak mencapai rekor tertingginya pada Maret lalu di level US$ 1.030,80, kini, harga emas sudah anjlok 20%.