kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.503.000   7.000   0,47%
  • USD/IDR 15.489   45,00   0,29%
  • IDX 7.736   0,93   0,01%
  • KOMPAS100 1.201   -0,35   -0,03%
  • LQ45 958   -0,50   -0,05%
  • ISSI 233   0,21   0,09%
  • IDX30 492   -0,18   -0,04%
  • IDXHIDIV20 591   0,64   0,11%
  • IDX80 137   0,04   0,03%
  • IDXV30 143   0,27   0,19%
  • IDXQ30 164   0,00   0,00%

Pengunjuk Rasa Thailand Turun ke Jalan untuk Mendukung Pita, Ini Alasannya


Senin, 24 Juli 2023 / 06:47 WIB
Pengunjuk Rasa Thailand Turun ke Jalan untuk Mendukung Pita, Ini Alasannya
ILUSTRASI. Pemimpin Move Forward Party/MFP) Pita Limjaroenrat menghadiri sesi voting pada pemilihan perdana menteri putaran kedua di Bangkok, Thailand, July 19, 2023. REUTERS/Chalinee Thirasupa


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

CALON PERDANA MENTERI THAILAND - Ratusan pengunjuk rasa pro-demokrasi di Thailand berkumpul pada hari Minggu (23/7/2023) untuk menunjukkan dukungan kepada Pita Limjaroenrat. 

Melansir Reuters, Pita merupakan pemimpin partai Move Forward. Upaya terbaru Pita untuk menjadi perdana menteri dijegal oleh lawan konservatif.

Move Forward memenangkan pemilihan Mei setelah menerima dukungan pemuda yang kuat pada platform kebijakan anti kemapanan, termasuk mereformasi militer, mengakhiri monopoli bisnis dan mengubah undang-undang penghinaan kerajaan, yang melindungi monarki yang kuat dari kritik.

Parlemen telah dua kali memblokir Pita, 42 tahun, yang merupakan lulusan Harvard untuk menjadi perdana menteri.   Teranyar pada Rabu (19/7/2023) lalu dan sebelumnya seminggu sebelumnya. Para pendukungnya menilai, penjegalan Pita disebabkan oleh aturan yang tidak adil.

"Kami akan terus berjuang ... tidak peduli berapa bulan kami harus mendukung prinsip-prinsip demokrasi," kata seorang aktivis di atas panggung yang disambut sorak-sorai massa di sebuah perempatan jalan yang ramai di pusat kota Bangkok.

Baca Juga: Pertemuan Menlu ASEAN Dibayangi Krisis Myanmar & Ketegangan Laut China Selatan

"Pita! Pita! Pita!" kerumunan berteriak.

Kebijakan Move Forward menempatkannya pada jalur yang berlawanan dengan perhubungan militer Thailand, elit lama dan kekuatan konservatif Thailand.

Koalisi delapan partai Move Forward termasuk partai populis Pheu Thai dan menguasai mayoritas di majelis rendah yang beranggotakan 500 orang.

Di bawah konstitusi rancangan militer, perdana menteri berikutnya harus mendapatkan lebih dari setengah suara di badan legislatif bikameral, yang mencakup 249 anggota yang ditunjuk junta setelah merebut kekuasaan pada 2014. Mereka memihak partai konservatif.

Baca Juga: Surplus Neraca Perdagangan Indonesia Ditopang Oleh India, Amerika, dan Filipina

Pemungutan suara lain untuk jabatan perdana menteri dijadwalkan pada hari Kamis ketika sekutu koalisi Move Forward Pheu Thai akan mengusulkan seorang kandidat yang sebagian besar diperkirakan adalah taipan real estat politik pendatang baru Srettha Thavisin.




TERBARU
Kontan Academy
Penerapan Etika Dalam Penagihan Kredit Macet Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK

[X]
×