kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Pengusaha Ultra Kaya Ancam Tinggalkan Inggris, Ini Pemicunya


Jumat, 19 Juli 2024 / 17:53 WIB
Pengusaha Ultra Kaya Ancam Tinggalkan Inggris, Ini Pemicunya
Pemandangan umum London yang menunjukkan Tower Bridge, The Shard, London City Hall, The Fenchurch Building, juga dikenal sebagai The Walkie Talkie, The Tower Of London, St. Paul's Cathedral, di London, Inggris, 23 Maret 2022. Gambar diambil dengan sebuah drone. REUTERS/Yann Tessier


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  LONDON. Bassim Haidar, seorang pengusaha ultra-kaya, mempertimbangkan untuk meninggalkan London akibat perubahan pajak warisan yang diusulkan oleh Perdana Menteri Inggris yang baru, Keir Starmer. 

Haidar kini mencari rumah di Yunani dan Monaco, karena kebijakan baru tersebut, menurutnya, menjadikan Inggris tidak ramah bagi orang kaya.

Keir Starmer berpendapat bahwa perubahan ini akan membuat sistem perpajakan lebih adil dan meningkatkan dana untuk pelayanan publik. 

Namun, Haidar mengkhawatirkan dampak negatifnya terhadap ekonomi, jika para pengusaha memilih meninggalkan Inggris atau menghindari pindah ke negara tersebut, sehingga merusak reputasi Inggris sebagai pusat inovasi bisnis.

Baca Juga: Berpikir Seperti Orang Kaya ala Robert Kiyosaki, Penasaran?

Pada bulan Maret, pemerintahan Konservatif yang baru saja digulingkan merencanakan penghapusan rezim pajak 'non dom' yang telah lama berlaku di Inggris. Rezim ini memungkinkan orang-orang kaya tidak perlu membayar pajak atas penghasilan yang diperoleh di luar negeri. 

Partai Buruh yang dipimpin oleh Starmer kemudian menjanjikan kebijakan lebih ketat, dengan menghapus bantuan permanen bagi 'non dom' yang memindahkan aset non-Inggris ke dalam negeri setelah 15 tahun tinggal di Inggris.

Kini, Haidar berharap Starmer dan Menteri Keuangan Rachel Reeves mempertimbangkan kembali rencana tersebut dan menggantinya dengan pajak tahunan baru sebesar enam digit bagi individu dengan kekayaan bersih lebih dari 5 juta pound (sekitar US$ 6,52 juta). 

Haidar memperkirakan bahwa pungutan sebesar 150.000 pound dapat menambah dana sebesar 4 miliar pound per tahun tanpa memicu eksodus orang-orang kaya non-domestik.

Baca Juga: Profil Istri PM Inggris, Akshata Murty, Apakah Dia Seorang Miliarder?

“Anggapan bahwa Inggris terlalu bagus untuk ditinggalkan adalah tidak benar,” kata Haidar kepada Reuters. 

Dia menambahkan bahwa dikenakan pajak besar atas kekayaan yang diperoleh di luar Inggris, bahkan sebelum orang pindah ke negara tersebut, adalah tidak adil. 

Haidar mendesak pemerintah untuk berdialog dengan para jutawan global mengenai reformasi pajak yang menurutnya dapat mengancam lapangan kerja di Inggris.

Baca Juga: Nama PM India Modi Terseret dalam Pernikahan Super Mewah Keluarga Konglomerat Ambani

Organisasi seperti Patriotic Millionaires UK juga mengusulkan pungutan kekayaan tahunan bagi orang super kaya. Menurut kelompok ini, menetapkan pajak sebesar 2% pada kekayaan di atas 10 juta pound per tahun akan mempengaruhi sekitar 20.000 orang dan menghasilkan hingga 24 miliar pound per tahun.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×