Reporter: Yuliana Sukmawati, Sandy Baskoro | Editor: Sandy Baskoro
SAN FRANCISCO. Sepertinya perusahaan teknologi informasi (TI) sedang mengalami musim kinerja tak memuaskan. Setelah Google, Microsoft dan Nokia (Harian KONTAN, 20 Juli 2013), giliran Apple Inc yang mencatatkan kinerja muram.
Di laporan keuangan per Juni, laba bersih produsen iPhone dan iPad ini mencapai US$ 6,9 miliar (US$ 7,47 per saham). Angka itu menyusut 22% dibanding setahun lalu, yakni US$ 8,8 miliar (US$ 9,32 per saham).
Adapun penjualan Apple di kuartal tiga yang berakhir Juni 2013, naik tipis 0,86% year-on-year (YoY) menjadi US$ 35,3 miliar. Tapi, meski laba menyusut, harga saham Apple justru naik 5% menjadi US$ 437,94 per saham. Kemarin, di bursa Nasdaq, harga Apple tutup US$ 418,99 per saham. Boleh jadi, pelaku pasar merespons positif, lantaran kinerja Apple melampaui estimasi analis.
Menurut Thomson Reuters, proyeksi rata-rata analis di Wall Street, pendapatan Apple US$ 35,02 miliar dan laba per saham US$ 7,32. Sedangkan Bloomberg mencatat estimasi rata-rata analis laba bersih Apple US$ 7,30 per saham.
Bukan hanya itu, volume penjualan Apple cukup memuaskan. Chief Financial Officer Apple, Peter Oppenheimer, menyatakan penjualan iPhone meningkat 51% (yoy) di Amerika Serikat dan menanjak 66% (yoy) di Jepang.
Secara total, Apple berhasil menjual 31,2 juta iPhone, jauh di atas estimasi analis yang sebanyak 26 juta unit. Adapun penjualan iPad 14,6 juta unit. Penjualan yang cukup solid ini menepis kecemasan bahwa produk smartphone milik Apple sudah meredup di tengah ketatnya kompetisi.
Namun, pendapatan Apple di China, pasar penting untuk menggandakan pertumbuhan, anjlok 43% dibandingkan kuartal kedua dan menyusut 14% ketimbang setahun lalu. Manajemen menuding, perlambatan ekonomi China menjadi pemicu. "Saya tak berkecil hati atas kinerja Apple," ungkap CEO Apple, Tim Cook.