Sumber: Reuters | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Penjualan mobil China akhirnya turun di Oktober setelah melaju selama delapan bulan beruntun. Ini terjadi karena sentimen konsumen melemah di tengah pengurangan pajak.
Menurut data Asosiasi Passenger Car Association, penjualan mobil turun tipis 0,8% menjadi 2,27 juta unit bulan lalu dibandingkan kenaikan 6,6% pada bulan September.
Sedangkan pertumbuhan penjualan kendaraan listrik dan hibrida plug-in melambat dengan kenaikan 7,3% dibandingkan kenaikan 15,5% pada bulan September.
Baca Juga: Penjualan Mobil China di September Meningkat Didorong Musim Subsidi Tukar Tambah
Dengan keringanan pajak pembelian hingga 30.000 yuan (US$ 4.211,71) untuk EV dan PHEV yang akan berkurang setengahnya mulai tahun 2026, semakin banyak produsen mobil termasuk Xiaomi, Nio, Li Auto telah menawarkan subsidi hingga 15.000 yuan.
Sementara itu, subsidi pemerintah yang mendorong lebih dari 12 juta tukar tambah mobil tahun ini berkurang. Hampir 20 provinsi dan kota telah menangguhkan atau memperketat subsidi, sehingga mengurangi aktivitas pembelian konsumen.
Baca Juga: China Targetkan Penjualan Mobil 32,3 Juta Unit pada 2025, di Bawah Proyeksi Asosiasi
Pesaing EV lokal dan BYD memperpanjang penurunan penjualan bulan lalu. Sementara Geely dan Leapmotor keduanya memperbarui catatan penjualan, memimpin tantangan terhadap BYD di segmen yang lebih murah.
Salah satu model yang dapat bersaing dengan mobil listrik termurah BYD yaitu BYD Dolphin adalah Aion UT super EV. Dengan jarak tempuh 500 km dan teknologi penukaran baterai CATL, mobil baru ini dengan harga bersaing di 49.900 yuan.
Dengan pengiriman ke luar negeri yang kuat dari BYD dan lainnya untuk diversifikasi di luar kandang sendiri, Data CPCA menunjukkan pertumbuhan ekspor mobil China meningkat menjadi 27,7% dari 20,7% pada bulan September.













