kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.911.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.226   -37,00   -0,23%
  • IDX 6.878   -3,19   -0,05%
  • KOMPAS100 1.002   -0,07   -0,01%
  • LQ45 766   -0,64   -0,08%
  • ISSI 227   0,63   0,28%
  • IDX30 394   -0,39   -0,10%
  • IDXHIDIV20 456   -1,33   -0,29%
  • IDX80 112   0,04   0,04%
  • IDXV30 114   0,89   0,79%
  • IDXQ30 128   -0,45   -0,35%

Penjualan Tesla Turun 13,5% pada Kuartal II 2025, Target Tahunan Terancam


Kamis, 03 Juli 2025 / 13:16 WIB
Penjualan Tesla Turun 13,5% pada Kuartal II 2025, Target Tahunan Terancam
ILUSTRASI. Produsen kendaraan listrik Tesla Inc. (TSLA.O) kembali mencatatkan penurunan penjualan pada kuartal kedua 2025.. REUTERS/Mike Blake


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen kendaraan listrik Tesla Inc. (TSLA.O) kembali mencatatkan penurunan penjualan pada kuartal kedua 2025.

Ini menandai penurunan kuartalan kedua berturut-turut dan memperkuat kekhawatiran bahwa perusahaan milik Elon Musk ini akan menghadapi tahun penurunan penjualan lagi, kedua secara berturut-turut.

Penjualan Turun 13,5%, Target Tahunan Terancam

Tesla melaporkan telah mengirimkan 384.122 unit kendaraan selama periode April–Juni 2025, turun 13,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Angka ini juga meleset dari proyeksi analis yang memprediksi pengiriman mencapai 394.378 unit, menurut Visible Alpha.

Meski demikian, saham Tesla justru naik 4,5% karena penurunan tidak separah yang dikhawatirkan oleh sebagian analis. Beberapa investor menyambut data ini dengan hati-hati sebagai potensi sinyal pemulihan permintaan, terutama di pasar Tiongkok.

Baca Juga: Penjualan Tesla Turun 13% dalam Tiga Bulan Terakhir Akibat Sentimen Anti-Musk

Tantangan Besar di Semester Kedua 2025

Untuk mencegah penurunan penjualan tahunan, Tesla harus mengirimkan lebih dari satu juta unit kendaraan di semester kedua — target ambisius di tengah tekanan ekonomi global dan ketidakpastian kebijakan pajak di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump.

Pemerintahan Trump saat ini tengah mengusulkan undang-undang perpajakan yang dapat menghapus insentif penting kendaraan listrik seperti kredit pajak $7.500, yang sebelumnya diberikan untuk pembelian dan penyewaan kendaraan baru. Langkah ini dikhawatirkan akan semakin menekan permintaan terhadap mobil listrik, termasuk Tesla.

Pengaruh Politik Elon Musk dan Keterlambatan Produk Baru

Salah satu faktor yang turut membebani performa penjualan adalah dukungan terbuka Elon Musk terhadap politik sayap kanan, yang disebut-sebut telah menggerus minat konsumen, khususnya di AS dan Eropa.

Di sisi lain, Tesla juga belum merealisasikan janji untuk meluncurkan model murah yang sebelumnya direncanakan mulai diproduksi akhir Juni. Model tersebut, diyakini sebagai versi ekonomis dari Model Y, dilaporkan mengalami penundaan beberapa bulan, menurut laporan Reuters.

Baca Juga: Penjualan Mobil Tesla di Eropa Merosot Lima Bulan Berturut-turut

Model Y Beri Harapan di Tengah Ketatnya Persaingan

Meski penjualan secara tahunan menurun, ada secercah harapan dari peningkatan pengiriman sebesar 14% dibanding kuartal pertama. Hal ini sebagian besar didorong oleh performa positif Model Y versi terbaru di pasar Tiongkok.

Tesla berhasil mengakhiri delapan bulan penurunan penjualan di Tiongkok pada bulan Juni. Beberapa analis menilai brand Tesla masih dipercaya karena reputasinya sebagai kendaraan premium yang andal, di tengah kekhawatiran konsumen terhadap praktik “mobil bekas nol kilometer” oleh produsen lokal seperti BYD.

Selain Tiongkok, penjualan Tesla juga mulai membaik di sejumlah pasar Eropa seperti Norwegia dan Spanyol, seiring kembalinya minat konsumen terhadap Model Y.

Selanjutnya: Total Ekspor Indonesia Capai US$ 24,61 Miliar pada Mei 2025

Menarik Dibaca: Ini Langkah yang Bisa Perusahaan Lakukan untuk Mencegah Obesitas Karyawan




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×