kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pentagon: Bantuan Militer ke Ukraina Mengurangi Persediaan Kami Sendiri


Rabu, 09 November 2022 / 13:22 WIB
Pentagon: Bantuan Militer ke Ukraina Mengurangi Persediaan Kami Sendiri
ILUSTRASI. Logo Pentagon terlihat di belakang podium di ruang pengarahan di Pentagon di Arlington, Virginia, AS, 8 Januari 2020.


Sumber: TASS | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pemerintah Amerika Serikat (AS) melalui Kementerian Pertahanan mengakui bahwa bantuan militer ke Ukraina telah cukup menguras gudang persediaan mereka sendiri. Kondisi ini pun memberikan tekanan tambahan kepada industri pertahanan dalam negeri.

Kepada Defense Writers Group, Wakil Menteri Pertahanan Bidang Kebijakan, Colin Kahl, mengakui bahwa memang ada konsekuensi jangka panjang dari komitmen AS untuk membantu Ukraina.

"Tidak perlu dipertanyakan lagi bahwa ini telah memberi tekanan pada persediaan kami sendiri, memberi tekanan pada basis industri pertahanan." kata Kahl, seperti dikutip TASS.

Lebih lanjut, Kahl menjelaskan bahwa sejak awal Menteri Lloyd Austin telah fokus untuk memastikan agar negara tidak mengambil risiko yang tidak semestinya.

Baca Juga: Korea Utara Tegaskan Tak Memiliki Rencana untuk Mengirim Senjata ke Rusia

Berkurangnya pasokan dalam gudang senjata AS adalah salah satu risiko yang awalnya berusaha dihindari.

"Menteri Austin sejak awal memastikan bahwa kami tidak mengambil risiko yang tidak semestinya, yaitu bahwa kami tidak mengurangi persediaan begitu banyak sehingga mengganggu kesiapan dan kemampuan kami untuk menanggapi risiko besar di tempat lain," lanjut Kahl.

Di sisi lain, pejabat tinggi Pentagon itu tetap menegaskan bahwa bantuan militer ke Ukraina sama sekali tidak mengganggu kemampuan pertahanan AS.

"Saya merasa nyaman karena dukungan kami kepada Ukraina tidak menempatkan Amerika Serikat dalam posisi berbahaya. Tapi, itu memunculkan pekerjaan yang harus dilakukan untuk membuat basis industri pertahanan kami lebih gesit, lebih responsif, lebih tangguh," pungkasnya.

Baca Juga: Italia Segera Mengirim Sistem Pertahanan Udara dan Rudal ke Ukraina

AS, dan sekutunya di Barat, telah secara aktif mengirimkan bantuan senjata ke Ukraina sejak invasi Rusia dimulai 24 Februari lalu. Kelompok Barat ini juga rajin menyusun serangkaian sanksi ekonomi untuk melemahkan Rusia.

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, dan para pejabat lainnya telah berulang kali memperingatkan tentang kemungkinan senjata Barat menyebar ke banyak wilayah Ukraina.

Duta Besar Rusia untuk AS, Anatoly Antonov, bahkan mengatakan bahwa upaya Barat untuk memiliterisasi Ukraina merupakan ancaman langsung bagi keamanan Eropa dan global.




TERBARU

[X]
×