Sumber: Yahoo News | Editor: Noverius Laoli
Pengaruh China meluas melalui kendali atas pelabuhan di kedua ujung terusan oleh Hutchison Ports PPC, perusahaan berbasis di Hong Kong yang memiliki hubungan dengan pemerintah Beijing.
“China menimbulkan ancaman berkelanjutan terhadap Terusan Panama, tetapi bersama-sama Amerika Serikat dan Panama akan menjaganya tetap aman,” ujar Hegseth.
Kesepakatan kerja sama antara AS dan Panama yang ditandatangani pada awal April memungkinkan pengerahan personel militer AS ke fasilitas yang dikendalikan Panama untuk pelatihan, latihan, dan kegiatan lainnya.
Baca Juga: Bakal Gelar Latihan Akhir Pekan ini, Taiwan Pantau Pergerakan Kapal Induk China
Sejak kembali menjabat pada Januari, Presiden AS Donald Trump secara berulang menyatakan bahwa China memiliki pengaruh yang terlalu besar terhadap terusan tersebut.
Dengan kesepakatan terbaru ini, pemerintahannya bertekad untuk mengambil kembali kendali atas jalur air strategis yang sebelumnya dibangun, didanai, dan dikendalikan AS hingga tahun 1999.
Kemajuan Rudal Hipersonik China
Menurut laporan Departemen Pertahanan AS (DoD) yang dirilis pada Desember 2024, teknologi rudal hipersonik China telah berkembang pesat selama dua dekade terakhir. Banyak program rudal yang dikembangkan setara dengan produksi negara-negara besar lainnya.
Penempatan rudal balistik jarak menengah (MRBM) DF-17 yang dilengkapi kendaraan luncur hipersonik (HGV) dinilai akan terus memperkuat kekuatan rudal Tentara Pembebasan Rakyat (PLA).
Sistem ini, yang mulai dioperasikan pada 2020, diperkirakan akan menggantikan sejumlah rudal balistik jarak pendek (SRBM) lama, dan mampu menyerang pangkalan serta armada asing di kawasan Pasifik Barat.
Baca Juga: 10 Kapal Induk Terbesar di Dunia: Armada Amerika Serikat Memimpin
Rudal DF-27 juga disebut memiliki opsi muatan HGV, serta muatan konvensional untuk serangan darat, antikapal, maupun nuklir. Tulisan resmi militer China menyebutkan bahwa rudal ini memiliki jangkauan 5.000–8.000 km, menjadikannya sebagai rudal balistik antarbenua (ICBM), dengan media lokal mengindikasikan kemampuannya menjangkau hingga Alaska dan Hawaii.
Pada 27 Juli 2021, China menguji HGV dengan jangkauan ICBM yang menempuh jarak hingga 40.000 km.
Pada April 2019, Angkatan Laut PLA memperkenalkan kapal penjelajah berpeluru kendali yang dilengkapi rudal jelajah serang darat jarak jauh. Pada 2022, mereka juga meluncurkan rudal hipersonik YJ-21 yang dirancang khusus untuk menghancurkan kapal induk.
Departemen Pertahanan AS menyimpulkan bahwa China kini memiliki salah satu arsenal rudal hipersonik paling canggih di dunia dan terus menunjukkan kemajuan pesat dalam pengembangan teknologi rudal hipersonik konvensional maupun berkekuatan nuklir.