kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pentagon: Iran lancarkan serangan rudal balistik pukul 1.30 dini hari


Rabu, 08 Januari 2020 / 08:16 WIB
Pentagon: Iran lancarkan serangan rudal balistik pukul 1.30 dini hari
ILUSTRASI. Pasukan AS di pangkalan udara di Irak. (Dok. Reuters)


Sumber: Reuters,Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - BAGHDAD. Pentagon mengumumkan, Iran telah meluncurkan serangan rudal balistik besar kepada pasukan AS di Irak. Menurut Pentagon, aksi balas dendam ini berpotensi memicu putaran baru eskalasi dalam konfrontasi antara Amerika Serikat dan Teheran.

Melansir Reuters, militer AS mengatakan penilaian sedang dilakukan untuk menentukan kerusakan dan korban di pangkalan udara al-Asad di Irak, yang sempat dikunjungi Presiden Donald Trump pada Desember 2018, serta di fasilitas lain di Erbil.

Baca Juga: Balas dendam, Iran tembak puluhan roket ke dua pangkalan udara AS di Irak

Dalam sebuah pernyataan, militer AS mengatakan Iran melancarkan serangan itu sekitar pukul 1:30 pagi waktu setempat. Pada saat itu, Iran menembakkan lebih dari selusin rudal balistik terhadap pasukan pimpinan AS di Irak.

"Jelas bahwa rudal ini diluncurkan dari Iran," kata juru bicara Pentagon, Jonathan Hoffman, dalam pernyataannya seperti yang dilansir Reuters.

"Ketika kami mengevaluasi situasi dan respons kami, kami akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk melindungi dan mempertahankan personel, mitra, dan sekutu A.S. di kawasan."

Baca Juga: Harga emas melonjak ke atas US$ 1.600 setelah serangan Iran

Serangan itu terjadi hanya selang beberapa jam setelah Menteri Pertahanan AS Mark Esper mengatakan Amerika Serikat harus mempersiapkan diri jika Iran melakukan aksi balas dendam atas pembunuhan komandan militer Iran Qassem Soleimani dalam serangan pesawat tanpa awak pada hari Jumat.

Esper menolak untuk merinci informasi intelijen apa pun yang mendorong penilaian itu atau mengomentari kegiatan militer Iran yang bisa menandakan niat Teheran.

Reuters melaporkan bahwa pasukan rudal Iran telah disiagakan.

Sebelumnya diberitakan, Korps Pengawal Revolusi Islam mengatakan bahwa aksi balas dendam lebih lanjut akan dilakukan terkait pembunuhan Soleimani pekan lalu. Ia menyebut serangan itu sebagai awal operasi "Martir Soleimani".

"IRGC mengumumkan kepada Setan besar AS bahwa respons apa pun akan disambut dengan rasa sakit dan kehancuran yang jauh lebih besar," kata IRGC dalam sebuah pernyataan di situs web Sepah News-nya seperti yang dikutip Bloomberg.

Di pemakaman Soleimani pada hari Selasa, Hossein Salami, pemimpin Garda Revolusi Iran, mengancam untuk "membakar" tempat-tempat yang didukung oleh AS, Associated Press melaporkan.

Baca Juga: Iran serang pangkalan AS di Irak, harga minyak melejit lebih dari 3%

Iran sedang mempertimbangkan 13 skenario untuk pembalasan, Ali Shamkhani, kepala dewan keamanan nasional Iran, dikutip mengatakan oleh kantor berita semi-resmi Fars. "Keseluruhan pasukan perlawanan akan membalas atas pembunuhan Soleimani," katanya. Dewan kemudian membantah bahwa dia telah berbicara kepada media, lapor kantor berita Iran.

AS telah bersumpah akan merespons dengan cepat dan luar biasa untuk setiap serangan Iran. Selama sepekan terakhir, Pentagon mengerahkan sekitar 3.500 tentara dari Airborne ke-82 ke Kuwait dan tiga kapal Angkatan Laut lainnya dengan sekitar 2.200 Marinir ke wilayah Teluk Persia.

Para pejabat AS mengatakan mereka dibenarkan dalam menargetkan Soleimani, yang dituduh membantu gerilyawan Irak menargetkan pasukan Amerika dengan alat peledak improvisasi setelah invasi AS pada tahun 2003.

Baca Juga: Konflik AS-Iran: 56 orang tewas terhimpit di Iran, Trump enggan mematuhi hukum

Menteri Pertahanan Mark Esper pada Selasa mengatakan bahwa serangan yang direncanakan oleh Soleimani, yang mengepalai Pasukan Quds elit IRGC, "beberapa hari lagi" untuk AS menyerang.

"Kami melakukannya dengan benar," kata Menteri Luar Negeri Michael Pompeo kepada wartawan pada hari Selasa. "Dan Presiden memiliki dasar yang sepenuhnya legal, tepat, dan mendasar, serta keputusan yang sesuai dengan strategi kami dan bagaimana cara menangkal ancaman aktivitas memfitnah dari Iran secara lebih luas."




TERBARU

[X]
×