Sumber: BBC | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rafael Nadal, salah satu legenda terbesar dalam sejarah tenis, mengakhiri karier profesionalnya yang cemerlang pada ajang Piala Davis 2024.
Pada malam yang penuh emosi di Malaga, Spanyol, Nadal harus menerima kekalahan dari Botic van de Zandschulp, wakil Belanda, dalam pertandingan yang berakhir dengan skor 6-4, 6-4.
Kemenangan ini membawa Belanda melaju ke semifinal Piala Davis, sementara Nadal, yang telah mengantongi 22 gelar Grand Slam, mengakhiri 23 tahun karier tenis yang penuh prestasi.
Langkah Terakhir dalam Karier Terbaik
Nadal yang berusia 38 tahun, dalam pengumuman sebelumnya, menyatakan bahwa Piala Davis 2024 akan menjadi turnamen terakhir dalam perjalanan profesionalnya.
Baca Juga: Premier League Kembali Bergulir, Mampukah Liverpool Bertahan di Puncak?
Dalam atmosfer yang sangat emosional di hadapan ribuan penggemar yang setia, Nadal tidak dapat menahan air mata saat mendengarkan sorakan dan pujian dari para penggemarnya.
Meskipun perpisahan itu penuh dengan kesedihan, dia juga menunjukkan rasa terima kasih kepada tim Spanyol yang memberinya kesempatan untuk bermain di Piala Davis sekali lagi.
Perjalanan Karier yang Legendaris
Nadal memulai karier profesionalnya pada tahun 2001 dan sejak saat itu telah mencatatkan berbagai rekor luar biasa.
Sebagai "Raja Tanah Liat", ia dikenal karena dominasi luar biasanya di Prancis Terbuka, di mana ia meraih 14 gelar juara.
Selain itu, Nadal juga sukses di turnamen lainnya, termasuk memenangkan US Open sebanyak empat kali dan meraih dua gelar di Wimbledon serta Australia Open.
Total 22 gelar Grand Slam yang dimilikinya membuatnya menjadi salah satu pemain tenis pria paling sukses sepanjang masa.
Selain prestasi di turnamen Grand Slam, Nadal juga mengukir kesuksesan di Olimpiade, meraih medali emas di nomor tunggal dan ganda.
Kemenangan ini menambah daftar panjang pencapaiannya, yang meliputi empat gelar Piala Davis bersama tim Spanyol.
Baca Juga: 10 Klub Sepak Bola dengan Pengeluaran Terbesar dalam 1 Dekade Terakhir
Momen Perpisahan yang Mengharukan
Meskipun sempat diragukan keikutsertaannya dalam pertandingan tunggal, Nadal tetap dipilih oleh pelatih Spanyol, David Ferrer, untuk bermain dalam pertandingan melawan Belanda.
Momen ini menjadi sangat emosional, dengan Nadal yang terlihat terharu bahkan sebelum pertandingan dimulai.
Ketika lagu kebangsaan Spanyol bergema, ia tampak mengusap air mata, dan tangannya bergetar saat mengangkat lengan ke udara untuk memberi penghormatan kepada para penggemarnya yang memanggil namanya.
Pada akhirnya, meskipun performa Nadal tidak sepenuhnya seperti yang diharapkan, ia tetap menunjukkan semangat juang yang luar biasa.
Meskipun beberapa kali menunjukkan kemampuan terbaiknya, seperti pada pukulan forehand yang terkenal, ia harus mengakui keunggulan Van de Zandschulp yang lebih siap di pertandingan tersebut.
Momen Perpisahan dengan Penggemar
Setelah pertandingan berakhir, Nadal kembali menunjukkan sisi manusiawinya. Ia tidak hanya memberikan dukungan kepada rekan-rekannya yang tampak kecewa, seperti Carlos Alcaraz dan Marcel Granollers, tetapi juga berinteraksi dengan para penggemar yang tetap memberikan dukungan.
Suasana di Palacio de Deportes, yang dipenuhi oleh sekitar 11.500 penonton, dipenuhi dengan sorakan “Rafa, Rafa, Rafa” sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada Nadal.
Nadal kemudian melangkah ke tengah lapangan untuk memberikan pidato perpisahan yang penuh emosi.
Dalam pidatonya, ia mengucapkan terima kasih kepada seluruh penggemar dan tim Spanyol yang telah mendukungnya sepanjang kariernya.
Diiringi dengan montase video yang menampilkan sorotan-sorotan terbaik dari kariernya, serta pesan-pesan dari legenda olahraga lainnya seperti Roger Federer, Novak Djokovic, dan Serena Williams, momen ini menjadi kenangan yang tak terlupakan.
Baca Juga: Masa Depan Trio Pemain Bintang Liverpool Tak Jelas, Bakal Hengkang?
Legasi yang Ditinggalkan Nadal
Karier Nadal tidak hanya dihitung dari jumlah gelar yang dimenangkannya, tetapi juga dari dampak yang ditinggalkannya dalam dunia tenis.
Sebagai pemain yang memiliki semangat juang tinggi, Nadal menginspirasi banyak generasi pemain tenis muda.
Sebagai salah satu dari "Tiga Besar" dalam tenis pria bersama Novak Djokovic dan Roger Federer, Nadal telah menunjukkan bahwa dedikasi dan kerja keras dapat membawa seseorang meraih prestasi luar biasa.
Selain itu, Nadal juga dikenal dengan kesederhanaan dan kerendahan hatinya. Meski berada di puncak dunia, ia selalu mengutamakan nilai-nilai sportivitas dan semangat tim.
Kepemimpinan dan kontribusinya terhadap kemenangan Spanyol di Piala Davis menjadi salah satu aspek yang sangat dihargai dalam kariernya.
Rekor dan Prestasi Nadal yang Tak Terlupakan
- 14 Gelar Prancis Terbuka: Tidak ada pemain lain yang mampu menyamai jumlah kemenangan Nadal di Roland Garros.
- 22 Gelar Grand Slam: Menjadi pemain kedua dengan gelar terbanyak setelah Novak Djokovic.
- Medali Emas Olimpiade: Memenangkan medali emas di Olimpiade Beijing 2008 untuk nomor tunggal dan di Rio 2016 untuk nomor ganda.
- Piala Davis: Membantu Spanyol meraih empat gelar Piala Davis, yang menjadi bukti kontribusinya terhadap tim nasional.
Baca Juga: Para Bintang MU Beri Julukan 'Mourinho 2.0' bagi Ruben Amorim, Ini Alasannya
Penutupan Karier dan Masa Depan Nadal
Dengan berakhirnya karier tenis profesionalnya, Nadal kini memasuki babak baru dalam hidupnya.
Meskipun perpisahan ini menyedihkan bagi penggemarnya, Nadal berjanji untuk terus berkontribusi pada dunia tenis, baik melalui pengembangan pemain muda maupun dengan tetap menjadi figur inspiratif di luar lapangan.
Sebagai salah satu ikon olahraga global, Nadal tidak hanya akan dikenang sebagai seorang juara, tetapi juga sebagai simbol semangat, ketekunan, dan integritas dalam olahraga.
Penggemar di seluruh dunia akan terus mengingat momen-momen indah yang telah ia berikan di atas lapangan, menjadikannya salah satu legenda terbesar yang pernah ada dalam sejarah tenis.