Reporter: Aulia Fitri Herdiana | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - BANGKOK. Siam Cement Group (SCG) berhasil memupuk pendapatan dalam kinerja kuartal maupun semester, hingga Juni 2018.
Konglomerasi asal Thailand ini dalam rilis resminya mengatakan, meraup pendapatan dari penjualan sebesar US$ 3,77 miliar atau setara Rp 52,42 triliun di akhir kuartal II. Perolehan ini lebih tinggi 11% ketimbang periode yang sama tahun lalu (year on year), dan naik 2% ketimbang kuartal sebelumnya (quarter to quarter).
Menurut CEO Siam Cement Group, Roongrote Rangsiyopash dalam rils kemarin (26/7), kenaikan pendapatan ini didorong oleh peningkatan volume penjualan dan harga dari sebagian besar kegiatan bisnis.
Namun, labanya mencatat penurunan 6% menjadi US$ 389 juta atau setara Rp 5,4 triliun. Penurunan ini disebabkan oleh kinerja yang menurun dari bisnis bahan kimia dan pendapatan dividen yang menurun dari bisnis investasi.
Sedangkan dibanding kuartal sebelumnya, laba kuartal II flat ditopang dividen musiman mitra di bisnis-bisnis lain, menutup permintaan musiman pada bisnis semen dan bahan bangunan menurun.
Semester I
Selama Januari-Juni, SCG mengalami kenaikan pertumbuhan pendapatan 6% year on year menjadi US$ 7,52 miliar atau setara Rp 102,91 triliun. Pendorongnya adalah tingginya harga bahan kimia.
Namun, laba pada semester I masih turun 19% menjadi US$ 782 juta atau Rp 10,69 triliun yang disebabkan penurunan penjualan investasi.
Dari sisi pendapatan, kontribusi ekspor pada semester pertama mencapai US$ 2,05 miliar atau sekitar Rp 28,02 triliun.
SCG Indonesia
Kinerja SCG di Indonesia tercatat positif sampai tengah tahun 2018. Pada kuartal II, unit di Indonesia mengumpulkan pendapatan Rp 3,07 triliun atau sekitar US$ 221 juta. Pencapaian ini mencakup penjualan dari operasional di dalam negeri dan impor dari Thailand. Angka ini juga menunjukkan peningkatan sebesar 26% (yoy) terutama dari produk petrokimia dan impor dari Thailand.
Sementara untuk periode semester-I 2018, SCG di Indonesia melaporkan pendapatan dari penjualan sebesar Rp 6,26 triliun atau setara US$ 457 juta. Angka ini mengalami peningkatan 21% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Sekadar tahu, di Indonesia, SCG baru saja mengakuisisi 29% saham di PT Catur Sentosa Adiprana Tbk (CSAP), perusahaan ritel modern terkemuka di Indonesia yang menjual produk bahan bangunan dan rumah tangga.