Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali memperkeras posisi perdagangannya terhadap Uni Eropa.
Dalam negosiasi terbaru, tim perunding perdagangan Gedung Putih menuntut agar Uni Eropa menurunkan tarif secara sepihak terhadap barang-barang asal Amerika Serikat.
Menurut laporan Financial Times, pemerintah AS menyatakan bahwa tanpa adanya konsesi konkret dari Brussels, pembicaraan dagang tidak akan berkembang — dan Uni Eropa harus bersiap menghadapi tambahan tarif "resiprokal" sebesar 20%.
Negosiasi Mandek: AS Nilai Proposal Brussels Tidak Memadai
Perwakilan Dagang Amerika Serikat, Jamieson Greer, dijadwalkan menyampaikan pesan tegas ini langsung kepada Komisaris Perdagangan Uni Eropa, Maros Sefcovic.
Baca Juga: Pemerintahan Trump Siapkan Lembur dan AI untuk Percepat Visa Jelang Piala Dunia 2026
Laporan tersebut menyebut bahwa dokumen penjelasan (explanatory note) yang diserahkan pihak Uni Eropa belum memenuhi ekspektasi Washington. Sumber anonim menyatakan bahwa AS menganggap proposal tersebut terlalu normatif dan tidak menawarkan solusi substansial.
Sementara Uni Eropa mengusulkan agar pembicaraan difokuskan pada penyusunan teks kerangka kerja bersama, Gedung Putih menilai bahwa hal ini hanya akan memperlambat proses negosiasi yang dinilai sudah stagnan. Menurut sumber Financial Times, perbedaan posisi antara kedua pihak terlalu jauh untuk saat ini.
Ketegangan ini merupakan lanjutan dari serangkaian tarif yang diberlakukan pemerintah Trump terhadap barang-barang Uni Eropa sejak Maret lalu. Langkah tersebut dimulai dengan tarif 25% untuk mobil, baja, dan aluminium asal Eropa.
Pada bulan April, tarif 20% dikenakan terhadap berbagai barang lainnya. Meskipun tarif tersebut sempat dipangkas hingga 10%, Washington menetapkan batas waktu 90 hari — hingga 8 Juli — untuk mencapai kesepakatan menyeluruh.
Baca Juga: Viral! Trump Bagikan Video Palsu Pukul Musisi Bruce Springsteen dengan Bola Golf
Tanggapan Uni Eropa: Usulan Nol Tarif untuk Barang Industri
Menanggapi tindakan agresif dari AS, Uni Eropa menunda penerapan tarif balasan yang sebelumnya telah direncanakan untuk sejumlah barang asal Amerika.
Sebagai bentuk kompromi, Brussels mengusulkan penghapusan tarif secara menyeluruh untuk semua jenis barang industri di kedua sisi Atlantik.
Namun, tanggapan AS tetap keras: konsesi sepihak dianggap sebagai prasyarat wajib untuk membuka pintu kesepakatan yang lebih luas.