Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Hubungan China dan Amerika Serikat masih panas. Kedua negara besar ini masih saling melontarkan kata-kata saling mengejek dan menyalahkan satu sama lain.
Kali ini, China menuding Amerika Serikat memberikan contoh buruk dalam perang global melawan virus corona dengan cara yang semakin berbahaya. Yakni dengan mengalihkan kesalahan, menampar, dan mengotori China.
Melansir People's Daily, China menilai pemerintah AS kurang peduli dengan fokus pada pencegahan dan kontrol epidemi domestik dan lebih suka mengkritik Tiongkok karena berbagai alasan yang tidak berdasar dan tidak masuk akal demi mengalahkan China dengan menggunakan kata-kata rasis dan xenofobia.
Baca Juga: Warning ilmuwan China: Virus corona akan menyerang Eropa selama dua tahun!
Media yang menjadi corong pemerintah China itu juga menulis, para politisi Gedung Putih tanpa lelah menuduh China sebagai tempat kelahiran virus corona, bereaksi lambat terhadap wabah itu, menyusun data dan bahkan menyebut virus corona sebagai "virus China" atau "virus Wuhan."
Padahal, lanjut People's Daily, seiring meningkatnya infeksi dengan tajam di Amerika Serikat, pemerintah AS telah merespons dengan mengeluarkan sejumlah besar energinya untuk mengalihkan kesalahan dan mengabaikan fakta bahwa hanya solidaritas dan kerja sama yang akan mengalahkan pandemi dunia yang masih berkembang.
Baca Juga: Strategi Vladimir Putin cegah penyebaran corona berhasil, ini resepnya
Sejak 3 Januari, Tiongkok telah memberi tahu pihak AS tentang perkembangan epidemi, pencegahan dan tindakan pengendalian secara teratur. Namun, pihak AS membuang waktu berharga yang telah diberikan China untuk memerangi anti-virus global.
China mengklaim, saat puncak epidemi di Tiongkok baru-baru ini berlalu, China telah siap membantu negara-negara lain. Pemerintah China telah mengumumkan bantuan seperti pengujian reagen, masker dan gaun pelindung ke 82 negara, Organisasi Kesehatan Dunia dan Uni Afrika. Banyak kumpulan persediaan ini telah dikirimkan ke penerima.
Baca Juga: Pakar: 70.000 orang di Indonesia dapat terinfeksi corona sebelum Ramadan
"Selain itu, China telah berbagi pengalaman perawatan yang berharga dengan seluruh dunia, mengadakan konferensi video dengan para ahli kesehatan dari negara lain dan organisasi internasional dan mengirim tim medis ke Iran, Irak, Italia dan Serbia," jelas People's Daily.
Sebagai kekuatan utama, Amerika Serikat seharusnya berada di garis depan dalam membantu negara-negara lain memerangi epidemi.