kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.934.000   -11.000   -0,57%
  • USD/IDR 16.341   27,00   0,17%
  • IDX 7.544   12,60   0,17%
  • KOMPAS100 1.047   -4,04   -0,38%
  • LQ45 795   -5,29   -0,66%
  • ISSI 252   0,56   0,22%
  • IDX30 411   -3,03   -0,73%
  • IDXHIDIV20 472   -7,09   -1,48%
  • IDX80 118   -0,54   -0,46%
  • IDXV30 121   -0,69   -0,57%
  • IDXQ30 131   -1,32   -1,00%

Perang Meletus, Thailand Kerahkan F-16 Bombardir Kamboja


Kamis, 24 Juli 2025 / 14:46 WIB
Perang Meletus, Thailand Kerahkan F-16 Bombardir Kamboja
Pesawat F-16 Fighting Falcon Angkatan Udara AS lepas landas untuk misi malam hari di Bagram Airfield, Afghanistan, 22 Agustus 2017. Ketegangan Thailand dan Kamboja meningkat tajam setelah jet tempur Thailand menjatuhkan bom ke sasaran militer Kamboja di sepanjang perbatasan.


Sumber: CNN | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat tajam setelah jet tempur Thailand menjatuhkan bom ke sasaran militer Kamboja di sepanjang perbatasan yang disengketakan pada Kamis (24/7). 

Aksi ini memicu bentrokan bersenjata yang menewaskan sedikitnya delapan warga sipil dan memicu kekhawatiran akan meluasnya konflik di kawasan.

Serangan tersebut terjadi sehari setelah lima tentara Thailand terluka akibat ledakan ranjau darat, salah satunya kehilangan kaki. 

Insiden itu memperburuk hubungan diplomatik kedua negara, mendorong Thailand menutup seluruh jalur penyeberangan perbatasan dan menarik duta besarnya dari Phnom Penh.

Baca Juga: Perang Dagang AS-China Pecah, Ini Negara yang Paling Terdampak

Komando Militer Wilayah Timur Laut Thailand menyatakan telah mengerahkan jet tempur F-16 dan menghancurkan dua unit pendukung militer Kamboja. 

Kolonel Richa Suksuwanont, wakil juru bicara Angkatan Darat Thailand, menegaskan bahwa serangan hanya ditujukan pada sasaran militer.

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Kamboja mengonfirmasi bahwa dua bom dijatuhkan di jalan dekat kompleks Candi Preah Vihear, situs warisan dunia UNESCO. 

Dalam pernyataan resmi, Kamboja menyebut tindakan Thailand sebagai “agresi brutal dan pelanggaran hukum internasional”. 

Pihak Kamboja menegaskan hak untuk melakukan pembelaan diri dan menyatakan siap mempertahankan kedaulatan negara "apa pun biayanya".

Menurut militer Thailand, bentrokan bersenjata pecah di enam lokasi perbatasan pada Kamis pagi, mendorong evakuasi warga sipil dari sejumlah wilayah. Polisi Thailand melaporkan delapan warga sipil tewas akibat bentrokan.

Baca Juga: Percepat Pembangunan Kapal Perang, Korsel Teken Kerjasama dengan Produsen Kapal AS

Pihak Thailand juga menuduh Kamboja menembakkan dua roket BM-21 ke daerah permukiman sipil di Distrik Kap Choeng, Provinsi Surin, yang menyebabkan tiga warga luka-luka. 

Kementerian Luar Negeri Thailand menyatakan serangan terhadap warga sipil, termasuk rumah sakit di Surin, masih berlangsung sepanjang hari.

Tentara Thailand

Rekaman video dari Thai PBS memperlihatkan warga Surin berlarian mencari perlindungan di tengah suara tembakan. Dua rumah sakit di sekitar lokasi konflik dilaporkan telah mengevakuasi pasiennya.

Awal Eskalasi

Ketegangan memuncak saat militer Thailand menuduh pasukan Kamboja menembaki pangkalan militer Thailand di dekat Kuil Ta Muen Thom, wilayah sengketa di selatan Provinsi Surin. 

Thailand menyebut Kamboja mengerahkan drone sebelum mengirim pasukan bersenjata ke lokasi. Bentrokan kemudian meluas ke berbagai titik perbatasan dengan penggunaan senjata ringan dan berat.

Namun, juru bicara Kementerian Pertahanan Kamboja membantah tudingan tersebut, dan menyatakan pasukannya hanya merespons serangan tak beralasan dari pihak Thailand. 

Baca Juga: Ubah Taktik Hadapi AS, Tiongkok Belajar dari Perang Dagang Pertama Trump

Letnan Jenderal Maly Socheata menegaskan bahwa tindakan militer Kamboja dilakukan dalam konteks membela diri atas pelanggaran wilayah oleh Thailand.

Perdana Menteri Kamboja Hun Manet dalam pernyataan di Facebook menyebut Thailand juga menyerang posisi militer Kamboja di beberapa titik, termasuk Provinsi Oddar Meanchey dan Preah Vihear. 

Ia menyatakan bahwa Kamboja lebih memilih penyelesaian damai, namun kali ini tidak punya pilihan selain merespons dengan kekuatan bersenjata.

Tentara Kamboja




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×