Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Khomarul Hidayat
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, negaranya akan memasok pupuk ke negara-negara yang memiliki "hubungan persahabatan" dengan Rusia, meskipun pertama-tama perlu menjamin pasokan pupuk untuk pasar domestik.
Harga pupuk telah melonjak di seluruh dunia di tengah hambatan pasokan dan kesengsaraan produksi. Di Eropa, melonjaknya harga gas alam sebagai bahan baku utama untuk produksi pupuk nitrogen telah memaksa beberapa fasilitas untuk membatasi produksi.
Harga bahan bakar, yang digunakan petani untuk memanaskan lumbung dan menjalankan peralatan yang digunakan untuk memproduksi makanan, juga meroket. Menambah tekanan adalah sanksi terhadap Rusia, pemasok energi utama dunia, dengan AS dan Inggris bergerak untuk melarang impor minyak mentah Rusia dan produk minyak lainnya.
“Dalam lingkungan harga tinggi saat ini, petani akan menghadapi kesulitan membayar dan/atau memperoleh kredit yang mereka butuhkan untuk membeli input. Setiap kelangkaan berisiko membatasi hasil dan kualitas biji-bijian, menambah tekanan pada harga tanaman,” tutur Alexis Maxwell, seorang analis Bloomberg.
Adapun kapal-kapal yang membawa biji-bijian tampak bergerak lagi keluar dari Laut Azov, jalur air yang diapit oleh Rusia dan Ukraina dan terhubung ke Laut Hitam. Serangan Rusia awalnya membuat pasokan gandum dan minyak sayur dunia menjadi kacau karena lalu lintas kapal terhenti di wilayah tersebut.
Laut Hitam juga merupakan pasar ekspor pupuk utama. Namun, ketakutan akan keselamatan awak kapal dan premi asuransi membuat pemilik kapal enggan mengirim kapal ke Ukraina atau Rusia, dan larangan penerbangan telah mempersulit pelaut Rusia untuk mencapai kapal mereka.
Baca Juga: Kemendag: Harga Pangan Kebutuhan Pokok Relatif Stabil