kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.407.000   24.000   1,01%
  • USD/IDR 16.600   -20,00   -0,12%
  • IDX 8.120   68,83   0,85%
  • KOMPAS100 1.121   15,44   1,40%
  • LQ45 779   7,32   0,95%
  • ISSI 292   2,66   0,92%
  • IDX30 406   1,98   0,49%
  • IDXHIDIV20 454   0,21   0,05%
  • IDX80 123   1,28   1,06%
  • IDXV30 132   1,48   1,13%
  • IDXQ30 128   0,07   0,05%

Perang Tanpa Peluru: Begini Cara China Menaklukkan Dunia


Kamis, 16 Oktober 2025 / 08:58 WIB
Perang Tanpa Peluru: Begini Cara China Menaklukkan Dunia
ILUSTRASI. Selama bertahun-tahun, China telah menyiapkan arsenal senjata ekonomi. REUTERS/Dado Ruvic


Sumber: Telegraph | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Investor, eksekutif, pembuat kebijakan, dan politisi dunia kini bukan hanya menatap akun Truth Social milik @realDonaldTrump. Setiap unggahan sang presiden bisa mengguncang pasar global—bahkan tatanan dunia.

Namun kini, ada kebiasaan baru yang mungkin perlu mereka biasakan: memantau pengumuman dari Kementerian Perdagangan China.

Melansir The Telegraph, pengumuman sederhana kementerian itu pekan lalu—tentang aturan baru ekspor logam tanah jarang (rare earth)—menyulut guncangan di Barat.

Beijing kini memberi dirinya sendiri hak untuk menentukan apa yang boleh dilakukan perusahaan di seluruh dunia terhadap produk yang mengandung unsur tambang atau bahan baterai asal China. Dampaknya merembet ke mobil, panel surya, hingga rudal—dan sebagian besar perusahaan tak punya alternatif lain.

“Ini bukan lagi soal perdagangan. Kita telah beralih dari trade war ke operasi zona abu-abu,” kata James Kynge, analis China di Chatham House.

Dia menambahkan, “Ini lompatan besar dalam daya tekan China terhadap Barat. Jika Beijing mau, ia bisa memanfaatkannya. Dan saat itu terjadi, dunia akan berubah total.”

Baca Juga: Harga Emas Naik, Terdorong Ketegangan AS-China dan Ekspektasi Penurunan Suku Bunga

Dari Perang Dagang ke Perang Pengaruh

Selama bertahun-tahun, China telah menyiapkan arsenal senjata ekonomi. Barang-barang China bisa ditahan atau dibanjirkan ke suatu negara. Ekspor bisa diblokir. Sebagai kreditur terbesar dunia, Beijing juga bisa memainkan pasar obligasi atau menagih pinjaman negara-negara miskin.

Negara seperti Jepang, Norwegia, Lithuania, dan Australia sudah pernah “dihukum” dengan cara ini. Kini, dunia melihat seberapa jauh Beijing berani melangkah.

Langkah baru ini diumumkan di tengah tuduhan bahwa Inggris menghentikan kasus dua mata-mata China karena terlalu bergantung pada dana dari Beijing. Di AS, Trump menanggapi dengan naik-turun emosi—mengancam tarif besar, lalu meredakan, kemudian menuduh China melakukan “tindakan ekonomi bermusuhan” lewat boikot kedelai AS.

China menegaskan tindakannya bersifat balasan (retaliatory), bukan eskalasi.

“China meniru apa yang AS lakukan selama ini,” ujar Nigel Inkster, mantan wakil kepala intelijen MI6, kini di Enodo Economics.

Baca Juga: Harga Minyak Sentuh Level Terendah 5 Bulan Imbas Ketegangan Perdagangan AS-China




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×