Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Presiden China Xi Jinping menitahkan China untuk meningkatkan inovasi. Alasannya, negara-negara lain semakin mendominasi teknologi-teknologi penting tertentu.
Pernyataan Xi tersebut menggarisbawahi meningkatnya konfrontasi semikonduktor antara China dengan Amerika Serikat.
Melansir Bloomberg, meskipun China telah “membuat kemajuan besar” dalam bidang sains, Xi mengatakan bahwa kemampuan inovasi China masih relatif lemah.
Ini terlihat dari sejumlah bukti. Salah satunya, beberapa teknologi inti utama dikendalikan oleh negara lain. Selain itu, terdapat kekurangan talenta-talenta terbaik di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Berbicara pada konferensi sains nasional pada hari Senin (24/6/2024), Xi menunjuk pada hambatan dan kendala di berbagai bidang seperti sirkuit terpadu, peralatan mesin industri, perangkat lunak dasar, material canggih, dan banyak lagi lainnya.
Pekan lalu, Departemen Keuangan AS mengatakan bahwa peraturan baru yang diusulkan akan membatasi investasi keluar di bidang teknologi yang penting bagi kemampuan militer, intelijen, pengawasan, atau kemampuan dunia maya generasi berikutnya yang menimbulkan risiko keamanan nasional bagi Amerika Serikat.
Baca Juga: China: Hukuman Maksimum Bagi Separatis Taiwan adalah Hukuman Mati
Menteri Keuangan Janet Yellen mengatakan hampir setahun yang lalu bahwa pengendalian investasi yang direncanakan akan terfokus secara sempit dan merupakan pelengkap dari peraturan ekspor yang ada.
Pembatasan tersebut, yang diumumkan pada bulan Oktober 2022, menandai peningkatan pertarungan teknologi antara Washington dan Beijing. Hal itu terwujud dengan menghalangi penjualan semikonduktor serta teknologi canggih, sekaligus cara pembuatannya.
Pada hari Senin, Kementerian Perdagangan China mendesak AS untuk menghormati persaingan yang sehat dan membatalkan usulan pembatasan investasi. Kemendag China menambahkan bahwa Beijing mempunyai hak untuk mengambil tindakan sebagai tanggapan.
Baca Juga: Xi dan Putin Cetak Skor, Semakin Banyak Negara Asia yang Ingin Gabung dengan BRICS