kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.060.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.376   -93,00   -0,56%
  • IDX 7.767   -100,50   -1,28%
  • KOMPAS100 1.088   -13,98   -1,27%
  • LQ45 784   -16,21   -2,03%
  • ISSI 267   -1,56   -0,58%
  • IDX30 406   -8,34   -2,01%
  • IDXHIDIV20 474   -8,53   -1,77%
  • IDX80 119   -2,14   -1,77%
  • IDXV30 130   -1,94   -1,47%
  • IDXQ30 131   -2,37   -1,77%

Perang Ukraina Memanas, Trump Isyaratkan Sanksi Fase Kedua untuk Rusia


Senin, 08 September 2025 / 14:10 WIB
Perang Ukraina Memanas, Trump Isyaratkan Sanksi Fase Kedua untuk Rusia
ILUSTRASI. Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Minggu menyatakan siap melangkah ke fase kedua sanksi terhadap Rusia.. REUTERS/Jonathan Ernst


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Minggu menyatakan siap melangkah ke fase kedua sanksi terhadap Rusia.

Pernyataan ini menjadi sinyal terkuat sejauh ini bahwa Washington dapat segera memperketat tekanan terhadap Moskow maupun negara-negara pembeli minyak Rusia di tengah perang Ukraina.

“Ya, saya siap,” ujar Trump saat ditanya wartawan di Gedung Putih mengenai rencana fase kedua sanksi. Namun, ia tidak merinci bentuk sanksi yang dimaksud maupun kapan kebijakan itu akan diberlakukan.

Baca Juga: Presiden Trump Tanda Tangani Pengecualian Tarif Komoditas, Nikel Termasuk

Upaya Hentikan Perang yang Berlarut

Trump sebelumnya kerap mengancam akan menjatuhkan sanksi lebih keras terhadap Rusia, tetapi menundanya dengan alasan masih berupaya mendorong jalur diplomasi.

Sejak menjabat Januari 2025, ia berulang kali menyatakan yakin bisa mengakhiri perang Ukraina secara cepat. Namun hingga kini, pertempuran masih terus berlanjut.

Ketidakpuasan ini tampak dalam komentar Trump beberapa hari lalu. Ia membela langkah-langkah yang sudah diambil, termasuk pengenaan tarif hukuman terhadap ekspor India ke AS pada Juli lalu. India diketahui sebagai salah satu pembeli utama energi Rusia setelah banyak negara Barat mengurangi impor mereka.

Baca Juga: Trump Desak Hamas, Isyaratkan Kesepakatan Gaza Segera Terjadi

“Itu sudah merugikan Rusia ratusan miliar dolar,” tegas Trump.

“Apakah Anda menyebut itu tanpa aksi? Dan saya belum melakukan fase dua atau fase tiga.” tambahnya.

Sanksi Sekunder Jadi Pertimbangan

Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, pada Minggu menambahkan bahwa Washington bersama Uni Eropa tengah mengkaji opsi menjatuhkan sanksi sekunder berupa tarif tambahan terhadap negara-negara yang masih membeli minyak Rusia.

“Dengan cara itu, kami bisa mendorong ekonomi Rusia ke tepi jurang dan memaksa Presiden Vladimir Putin kembali ke meja perundingan,” ujarnya.

Langkah ini berpotensi memperluas dampak geopolitik, mengingat China saat ini merupakan pembeli utama energi Rusia, di samping India.

Selanjutnya: Budi Gadai Catat Transaksi Rp 176 Miliar per Agustus 2025

Menarik Dibaca: Promo Superindo Hari Ini 8-11 September 2025, Anggur Shine Muscat Diskon Rp 25.400




TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×