Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Minggu menyatakan siap melangkah ke fase kedua sanksi terhadap Rusia.
Pernyataan ini menjadi sinyal terkuat sejauh ini bahwa Washington dapat segera memperketat tekanan terhadap Moskow maupun negara-negara pembeli minyak Rusia di tengah perang Ukraina.
“Ya, saya siap,” ujar Trump saat ditanya wartawan di Gedung Putih mengenai rencana fase kedua sanksi. Namun, ia tidak merinci bentuk sanksi yang dimaksud maupun kapan kebijakan itu akan diberlakukan.
Baca Juga: Presiden Trump Tanda Tangani Pengecualian Tarif Komoditas, Nikel Termasuk
Upaya Hentikan Perang yang Berlarut
Trump sebelumnya kerap mengancam akan menjatuhkan sanksi lebih keras terhadap Rusia, tetapi menundanya dengan alasan masih berupaya mendorong jalur diplomasi.
Sejak menjabat Januari 2025, ia berulang kali menyatakan yakin bisa mengakhiri perang Ukraina secara cepat. Namun hingga kini, pertempuran masih terus berlanjut.
Ketidakpuasan ini tampak dalam komentar Trump beberapa hari lalu. Ia membela langkah-langkah yang sudah diambil, termasuk pengenaan tarif hukuman terhadap ekspor India ke AS pada Juli lalu. India diketahui sebagai salah satu pembeli utama energi Rusia setelah banyak negara Barat mengurangi impor mereka.
Baca Juga: Trump Desak Hamas, Isyaratkan Kesepakatan Gaza Segera Terjadi
“Itu sudah merugikan Rusia ratusan miliar dolar,” tegas Trump.
“Apakah Anda menyebut itu tanpa aksi? Dan saya belum melakukan fase dua atau fase tiga.” tambahnya.
Sanksi Sekunder Jadi Pertimbangan
Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, pada Minggu menambahkan bahwa Washington bersama Uni Eropa tengah mengkaji opsi menjatuhkan sanksi sekunder berupa tarif tambahan terhadap negara-negara yang masih membeli minyak Rusia.
“Dengan cara itu, kami bisa mendorong ekonomi Rusia ke tepi jurang dan memaksa Presiden Vladimir Putin kembali ke meja perundingan,” ujarnya.
Langkah ini berpotensi memperluas dampak geopolitik, mengingat China saat ini merupakan pembeli utama energi Rusia, di samping India.