Sumber: Bloomberg | Editor: Sanny Cicilia
SIDNEY. Pemerintah Australia meminta perbankan memperkuat permodalan ke level kuat dan tak diragukan. Ini merupakan rekomendasi pemerintah pada perbankan Asutralia pertama kalinya sejak tahun 1997 silam.
Permintaan pemerintah tersebut berdasarkan hasil evaluasi industri keuangan yang dipimpin David Murray, mantan pimpinan Commonwealth Bank of Australia.
Menteri Keuangan Australia Joe Hockey ingin, permodalan perbankan Australia ada di posisi teratas dibanding bank-bank kompetitor global lainnya. Pemerintah mencatat, pada akhir 2013 lalu, permodalan bank global yang dianggap aman, memiliki rasio modal 12,2% dari aset (Tier 1). Sedangkan empat bank terbesar Australia masih di kisaran 10%-11,6%.
Selain memperkuat permodalan sampai di level tak diragukan, Murray juga merekomendasikan perbankan menaikkan bantalan modal untuk menjaga dari kerugian potensial kredit pemilikan rumah (KPR).
Nantinya, catatan evaluasi pemerintah Australia berisi 44 rekomendasi pada industri perbankan setempat, akan didiskusikan pada sektor industri dan konsumer. Harapannya, sudah ada keputusan dari regulator dan pelaku industri pada Januari 2015 mendatang.
Empat bank teratas Australia, Commonwealth, Australia & New Zealand Banking Corp (ANZ), National Australia Bank Ltd, dan Westpac Banking Corp akan menyedot perhatian utama. UBS AG, September lalu menghitung, empat bank tersebut membutuhkan tambahan modal sampai A$ 68,7 miliar (US$ 57 miliar).
Kisaran modal tambahan tersebut nilainya empat kali lebih besar ketimbang yang dilakukan keempatnya ketika krisis keuangan 2008-2009. Sedangkan analis CIMB Group Holdings Bhd memperkirakan, kebutuhan dana empat bank terbesar itu antara A$ 25 miliar - A$ 30 miliar.
Bunga naik
Kenaikan kebutuhan modal diyakini akan berimbas pada bunga yang dibebankan bank. Michael Smith, CEO ANZ mengatakan 31 Oktober lalu, kenaikan rasio modal 1% akan mendorong bank menaikkan bunga kredit rata-rata hampir 10 basis poin.
Analis Morgan Stanley juga mengatakan, rekomendasi ini akan mendorong bank merombak rencana pembaginan dividen, investasi, dan menerbitkan saham baru untuk mendapat dana segar. Bank diperkirakan mulai aksi rights issue tahun depan sehingga menyebabkan kepemilikan saham lama terdilusi. Morgan Stanley memperkirakan, kebutuhan modal empat bank raksasa Australia mencapai US$ 39 miliar.