kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Perbankan mulai pakai teknologi blockchain


Senin, 24 Oktober 2016 / 14:22 WIB
Perbankan mulai pakai teknologi blockchain


Sumber: Reuters | Editor: Rizki Caturini

SYDNEY. Teknologi blockchain di sektor perdagangan yang melibatkan transaksi perbankan mulai dijalankan oleh perbankan di luar negeri. Blockchain, proses transaksi dan settlement berbasis web ini dilakukan oleh Commonwealth Bank of Australia dan Wells Fargo Co. Transaksi ini untuk membayar pengiriman komoditas kapas dari AS ke China.

Manajemen Commonwealth mengatakan, perusahaan jual-beli kapas asal Australia, Brighann Cotton Marketing membeli komoditas kapas untuk dikirim ke pelabuhan Qingdao, China dari cabang Brighann Cotton di Texas. Perdagangan blockchain ini untuk transaksi 88 bal kapas senilai US$ 35.000.

Sekadar informasi, jika internet adalah format digital pertama untuk memuat informasi, maka blockchain adalah format digital pertama yang bisa memuat nilai–media baru untuk uang. Ia diklaim sebagai solusi teknologi yang merevolusi cara kerja internet, perbankan dan aplikasi menjadi tanpa server.

Blockchain dipercaya bisa menciptakan efisiensi dan memangkas biaya. Teknologi ini bisa membuat data secara otomatis di replikasi untuk pihak-pihak terkait dalam jaringan yang aman. Teknologi ini bisa menghapuskan kebutuhan untuk verifikasi dari pihak ketiga.

"Proses keuangan dalam perdagangan selama ini rentan terhadap gangguan dan ini membuktikan perusahaan di seluruh dunia bisa mendapatkan keuntungan dari teknologi baru ini," ujar Michael Eidel, Executive General Manager untuk Transaksi Jasa dan Aliran Dana Commonwealth Bank.

Transaksi seperti ini sebenarnya bukan yang pertama melibatkan database terdesentralisasi. Sejak 2009, teknologi ini telah digunakan oleh mata uang digital Bitcoin. Tapi ini menjadi tonggak sejarah bagi industri perbankan konvensional yang pada awalnya menghindari teknologi. Karena sebagian bank menganggap teknologi dianggap mempersulit penegak hukum untuk melacak aliran uang yang ditransaksikan.

Dipimpin oleh konsorsium lebih dari 70 lembaga keuangan di dunia yang disebut R3, industri perbankan telah meneliti cara-cara untuk bisa meningkatkan kecepatan transaksi, akurasi dan efisiensi dari teknologi blockhain ini.

Salah satu keuntungan dari teknologi ini adalah bisa menghilangkan keterlibatan SDM dalam transaksi. Ini menjadi yang paling menarik dalam perdagangan lintas batas, yang biasanya dilakukan dengan duplikasi proses pembayaran dan perbedaan zona waktu.

"Namun, peraturan penting, hukum dan hal-hal lain terkait peraturan baru ini tetap akan diperhatikan," ujar Chris Lewis, Kepala Layanan Perdagangan Internasional Wells Fargo.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×