Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
Meski yakin atas perkembangan teknologinya, nyatanya pengeluaran Rusia untuk militer masih lebih rendah dari AS. Menurut data Bank Dunia, Rusia menyalurkan US$ 62 miliar untuk militer pada tahun 2020. Sementara AS menggelontorkan hingga US$ 778 miliar di tahun yang sama.
AS belakangan juga semakin gencar mengembangkan teknologi hipersonik. Alih-alih Rusia, Pejabat militer AS justru menilai China adalah saingan mereka saat ini. Bahkan keduanya dianggap sedang ada dalam perlombaan senjata hipersonik saat ini.
"Ada perlombaan senjata, bukan hanya soal jumlah, tapi tentang kualitas. Perlombaan senjata ini sudah berlangsung cukup lama, pihak China telah melakukannya dengan sangat agresif," ungkap Sekretaris Angkatan Udara AS Frank Kendall, seperti dikutip Reuters (30/11).
Sebelumnya, Putin sempat mengakui bahwa teknologi hipersonik AS sedikit lebih unggul dari China. Namun, ia tetap memuji keberhasilan uji coba senjata hipersonik China.
"Kami melihat reaksi mitra kami, AS. Kami tahu bahwa AS sedikit lebih maju dalam pengembangan senjata hipersonik," ungkap Putin dalam forum investasi bertajuk "Russia Calling!", Selasa (30/11).
Putin menambahkan, penting bagi Rusia untuk terlibat dalam dialog tentang stabilitas strategis dengan AS dan China.