kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Perdagangan Gas Antara Moskow dan Eropa Selama Puluhan Tahun Hancur Berantakan


Kamis, 16 Februari 2023 / 05:18 WIB
Perdagangan Gas Antara Moskow dan Eropa Selama Puluhan Tahun Hancur Berantakan


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - NOVY URENGOY. Meski sudah terjalin dengan erat selama beberapa dekade sebagai aliran pendapatan utama bagi Kremlin, perdagangan gas Moskow dengan Eropa tidak mungkin pulih dari kerusakan akibat konflik militer.

Melansir Reuters, setelah "operasi militer khusus" Presiden Vladimir Putin di Ukraina yang dimulai hampir setahun lalu, kombinasi sanksi Barat dan keputusan Rusia untuk memangkas pasokan gas ke Eropa secara drastis mengurangi ekspor energi negara tersebut.

Sanksi terbaru, termasuk pembatasan harga, kemungkinan akan mengganggu perdagangan minyak lebih lanjut. Akan tetapi, lebih mudah untuk menemukan pasar baru untuk produk minyak mentah dan olahan daripada gas.

Perdagangan gas Rusia dengan Eropa didasarkan pada ribuan mil pipa yang dimulai di Siberia dan membentang ke Jerman dan sekitarnya. Hingga tahun lalu, mereka mengunci pembeli Barat ke dalam hubungan pasokan jangka panjang.

"Tentu saja, hilangnya pasar Eropa merupakan ujian yang sangat serius bagi Rusia dalam aspek gas," kata Yury Shafranik, Menteri Bahan Bakar dan Energi Rusia dari 1993 hingga 1996, kepada Reuters.

Baca Juga: Harga Minyak Naik 8% dalam Sepekan, Dipicu Rencana Pemangkasan Produksi Rusia

Seorang mantan manajer senior di Gazprom menyatakan pencapatnya secara lebih lugas.

"Pekerjaan ratusan orang, yang selama beberapa dekade membangun sistem ekspor, sekarang telah dibuang ke toilet," kata mantan manajer itu kepada Reuters tanpa mau menyebutkan namanya.

Karyawan saat ini, bagaimanapun, mengatakan kondisi itu adalah bisnis seperti biasa.

"Tidak ada yang berubah bagi kami. Kami mendapat kenaikan gaji dua kali tahun lalu," kata seorang pejabat Gazprom, yang tidak berwenang berbicara kepada pers, kepada Reuters di Novy Urengoy. 

Kota Arktik sering disebut sebagai "ibu kota gas" Rusia karena dibangun untuk melayani ladang gas terbesar.

Baca Juga: Insentif Harga Gas Bumi Dinilai Membawa Dampak Positif Bagi Produsen Pupuk


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×