kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.846.000   69.000   3,88%
  • USD/IDR 16.779   91,00   0,54%
  • IDX 6.253   284,76   4,77%
  • KOMPAS100 895   51,16   6,06%
  • LQ45 709   39,62   5,92%
  • ISSI 193   7,70   4,15%
  • IDX30 374   21,13   5,99%
  • IDXHIDIV20 454   22,14   5,13%
  • IDX80 102   5,85   6,11%
  • IDXV30 107   5,16   5,08%
  • IDXQ30 124   5,97   5,07%

Perdana, latihan gabungan militer Korea Selatan dan AS berpotensi batal dilakukan


Sabtu, 11 Juli 2020 / 09:26 WIB
Perdana, latihan gabungan militer Korea Selatan dan AS berpotensi batal dilakukan
ILUSTRASI. Tentara Korea Selatan


Sumber: Yonhap,Yonhap | Editor: Anna Suci Perwitasari

Seperti diketahui, Korea Selatan menerapkan protokol kesehatan ketat bagi pengunjung asing. Di mana, pengunjung asing yang datang ke Negeri Ginseng harus dikarantina selama dua minggu karena virus corona.

Faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah masa jabatan ketua Kepala Staf Gabungan Korea Selatan.

Tidak ada masa jabatan resmi yang ditetapkan, tetapi ketua JCS seharusnya melayani selama sekitar 18 bulan hingga dua tahun, dan Kepala Jendral Park Han-ki telah menjabat sejak Oktober 2018. Pemerintah Korea Selatan diharapkan akan mengumumkan penerus Park sekitar bulan September mendatang.

"Tidak akan mudah untuk melakukan latihan besar pada saat pergantian komando," kata sumber lain.

Seoul dan Washington juga berbeda dalam program latihan musim panas.

Baca Juga: China berulah, Taiwan perbarui rudal udara Patriot,

Pihak berwenang Korea Selatan menekankan bahwa mereka harus fokus pada penilaian kemampuan Seoul untuk mengambil kembali kendali operasional pasukannya dari Washington, seperti yang mereka sepakati sebelumnya.

Tetapi militer AS berpendapat, itu harus dimaksudkan untuk meningkatkan postur bersama mereka sebagai pengganti pelatihan musim semi, daripada persiapan untuk transfer OPCON.

Pada 1 Juli, Komandan Korea Pasukan AS Jenderal Robert Abrams, yang juga memimpin Komando Gabungan Angkatan Darat, menekankan bahwa latihan gabungan tengah tahun, serta pelatihan penembakan langsung berdasarkan skenario yang ketat, harus dilakukan untuk menjaga kesiapan. Ini dilakukan dalam menghadapi ancaman yang berkembang oleh Korea Utara.

Untuk memverifikasi apakah Seoul berada di jalur untuk memenuhi persyaratan untuk transisi, kedua belah pihak melakukan tes kemampuan operasional awal (IOC) pada bulan Agustus tahun lalu, dan menteri pertahanan mereka memutuskan untuk beralih ke langkah selanjutnya dalam melaksanakan Full Tes Kemampuan Operasional (FOC).

"Jika kedua pihak melakukan latihan awal tahun ini, mereka bisa melakukan semacam uji coba FOC," kata sumber itu.




[X]
×