kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,31   7,91   0.88%
  • EMAS1.354.000 1,65%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perdana, latihan gabungan militer Korea Selatan dan AS berpotensi batal dilakukan


Sabtu, 11 Juli 2020 / 09:26 WIB
Perdana, latihan gabungan militer Korea Selatan dan AS berpotensi batal dilakukan


Sumber: Yonhap,Yonhap | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - SEOUL. Gelombang kedua virus corona yang merebak di Korea Selatan berpotensi menggagalkan rencana latihan gabungan antara Negeri Ginseng dengan Amerika Serikat (AS).

Menurut sumber Yonhap, sebelumnya kedua negara tersebut sudah menunda latihan gabungan musim semi yang biasanya dilakukan di awal tahun, tanpa batas waktu yang jelas. 

Jika terus menunda latihan gabungan tahunan secara berulang-ulang, dikhawatirkan bakal mempengaruhi postur tempur bersama di antara kedua negara. Kekhawatiran lain berasal dari rencana pengambilalihan Korea Selatan atas kendali operasional masa perang (OPCON) pasukannya dari AS.

Baca Juga: Corona di AS: Florida jadi hotspot Covid-19, Disneyland tetap buka kembali hari ini

"Kedua belah pihak berbagi kebutuhan untuk menggelar latihan musim panas seperti yang direncanakan, dan kami telah melanjutkan konsultasi mengenai masalah tersebut. Tetapi semuanya sangat fleksibel karena situasi Covid-19," kata seorang pejabat Kementerian Pertahanan Korea Selatan kepada Yonhap.

Seoul dan Washington, biasanya melakukan latihan gabungan besar dua kali setahun, sekitar bulan Maret dan Agustus. Tetapi mereka menunda latihan musim semi tahun ini karena Covid-19, dan belum diadakan sampai saat ini, karena krisis kesehatan terus berlanjut.

Kedua negara tersebut belum memperbaiki jadwal dan program terperinci untuk latihan yang akan datang.

"Tampaknya sudah hampir mustahil untuk mendorong latihan musim panas secara normal, mengingat bahwa AS belum mengambil tindakan untuk penempatan pasukan ke Korea Selatan yang diperlukan untuk latihan itu," kata sebuah sumber.

Baca Juga: Pandemi Covid-19, kekayaan pendiri Kakao melonjak 93%

"Sebagian besar anggota AS yang dimobilisasi untuk latihan adalah pasukan cadangan, yang berarti mereka memiliki pekerjaan mereka. Menempatkan mereka dalam isolasi selama berminggu-minggu jauh dari mudah," katanya. 

"Penyesuaian atau pembatalan tampaknya menjadi opsi yang masuk akal," lanjut sumber tersebut. 

Seperti diketahui, Korea Selatan menerapkan protokol kesehatan ketat bagi pengunjung asing. Di mana, pengunjung asing yang datang ke Negeri Ginseng harus dikarantina selama dua minggu karena virus corona.

Faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah masa jabatan ketua Kepala Staf Gabungan Korea Selatan.

Tidak ada masa jabatan resmi yang ditetapkan, tetapi ketua JCS seharusnya melayani selama sekitar 18 bulan hingga dua tahun, dan Kepala Jendral Park Han-ki telah menjabat sejak Oktober 2018. Pemerintah Korea Selatan diharapkan akan mengumumkan penerus Park sekitar bulan September mendatang.

"Tidak akan mudah untuk melakukan latihan besar pada saat pergantian komando," kata sumber lain.

Seoul dan Washington juga berbeda dalam program latihan musim panas.

Baca Juga: China berulah, Taiwan perbarui rudal udara Patriot,

Pihak berwenang Korea Selatan menekankan bahwa mereka harus fokus pada penilaian kemampuan Seoul untuk mengambil kembali kendali operasional pasukannya dari Washington, seperti yang mereka sepakati sebelumnya.

Tetapi militer AS berpendapat, itu harus dimaksudkan untuk meningkatkan postur bersama mereka sebagai pengganti pelatihan musim semi, daripada persiapan untuk transfer OPCON.

Pada 1 Juli, Komandan Korea Pasukan AS Jenderal Robert Abrams, yang juga memimpin Komando Gabungan Angkatan Darat, menekankan bahwa latihan gabungan tengah tahun, serta pelatihan penembakan langsung berdasarkan skenario yang ketat, harus dilakukan untuk menjaga kesiapan. Ini dilakukan dalam menghadapi ancaman yang berkembang oleh Korea Utara.

Untuk memverifikasi apakah Seoul berada di jalur untuk memenuhi persyaratan untuk transisi, kedua belah pihak melakukan tes kemampuan operasional awal (IOC) pada bulan Agustus tahun lalu, dan menteri pertahanan mereka memutuskan untuk beralih ke langkah selanjutnya dalam melaksanakan Full Tes Kemampuan Operasional (FOC).

"Jika kedua pihak melakukan latihan awal tahun ini, mereka bisa melakukan semacam uji coba FOC," kata sumber itu.




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×